Tautan-tautan Akses

Proyek Pembangunan MRT Jakarta Resmi Dimulai


Gubernur Jakarta Joko Widodo (kanan) dan Direktur Utama PT. MRT Dono Bustami dalam peresmian dimulainya proyek pembangunan kereta transportasi massal cepat itu (10/10). (VOA/Iris Gera)
Gubernur Jakarta Joko Widodo (kanan) dan Direktur Utama PT. MRT Dono Bustami dalam peresmian dimulainya proyek pembangunan kereta transportasi massal cepat itu (10/10). (VOA/Iris Gera)

Gubernur Jakarta Joko Widodo mengingatkan akan kemacetan yang bertambah dalam pembangunan moda transportasi massal ini.

Gubernur Jakarta Joko Widodo meresmikan pembangunan awal stasiun kereta transportasi massal cepat (MRT) di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Kamis (10/10).

Kereta tersebut akan menghubungkan kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Blok M hingga Lebak Bulus. Rencananya pemerintah Jakarta akan membangun proyek MRT lanjutan yang menghubungkan berbagai wilayah di Jakarta.

Proyek MRT tahap satu ini menyerap biaya sekitar Rp 20 triliun yang merupakan pinjaman dari lembaga keuangan Japan International Cooperation Agency (JICA) yang dicicil selama sekitar 40 tahun.

Menurut Direktur Utama PT. MRT, Dono Bustami, proyek MRT tahap satu ini mencakup pembangunan enam stasiun layang dan enam stasiun bawah tanah. Hal ini, ujarnya, merupakan proyek besar karena pertama kali terjadi di Indonesia sehingga memerlukan dukungan masyarakat.

“Konstruksi dimulai hari ini akan berlangsung hingga awal 2018. Total panjang jalur MRT Jakarta tahap satu nantinya sekitar 16 kilometer dengan jalur layang sekitar 10 kilometer, dan jalur bawah tanah sekitar 6 kilometer. Pekerjaan yang sangat besar, pengalaman pertama untuk kita semua,” ujarnya.

Menurut Gubernur Joko, dimulainya pembangunan proyek MRT tahap satu sekaligus membuktikan impian masyarakat akhirnya terwujud.

“(Sudah) 24 tahun warga Jakarta ini mimpi pengen punya MRT, mungkin juga sudah banyak yang mimpinya sudah hilang karena kok nggak dimulai-dimulai. Alhamdulillah pada pagi hari ini dimulai,” ujarnya.

“Saya hanya titip sosialisasi kemacetan pada warga ini selalu diberikan setiap hari karena jelas bahwa ini akan menimbulkan tambahan kemacetan di DKI Jakarta. Sosialisasi mengenai gaya hidup untuk masuk ke transportasi massal utamanya MRT ini sudah dimulai dari sekarang sehingga jika nanti MRT jadi, orang sudah bisa masuk berbondong-bondong ingin menggunakan MRT dan meninggalkan mobil-mobil pribadi.”

Dalam kesempatan sama, pengamat kebijakan publik dari Universitas Indonesia, Andrinov Chaniago mengatakan, pemerintah pusat dan pemerintah DKI Jakarta harus dapat memastikan proyek MRT dikerjakan secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat.

Sosialisasi dampak dari proses pembangunan proyek MRT, penggunaan anggaran secara efisien dan transparan juga harus dilakukan seluruh pihak yang terkait dalam pembangunan proyek MRT, ujarnya.

“Sejauhmana bisa memberikan manfaat optimalnya, ketika dikerjakan efisien cepat selesai kemudian tidak menimbulkan dampak-dampak yang melampaui, yang tidak bisa ditoleransi. Bahwa setiap proyek publik itu menimbulkan dampak-dampak teknis, lingkungan sementara, iya pasti. Nah, sekarang bagaimana mengendalikan itu,” ujarnya.

“Tapi kalau untuk proyek yang besar seperti ini, multi tahun begini memang tentu agak menganggu aktivitas yang lain. Masyarakat harus paham dan sabar, harus mau bertoleransi mengurangi pemakaian kendaraan pribadi, mengurangi pergerakan yang nggak perlu. Kemudian tidak memunculkan biaya-biaya tak terduga, namanya proyek publik harus transparan, harus akuntabel.”

Selain mampu menampung sekitar 1.500 orang per lima menit, kereta MRT ini diperkirakan mampu menempuh rute Lebak Bulus hingga kawasan Bundaran Hotel Indonesia hanya dalam waktu 30 menit.

Recommended

XS
SM
MD
LG