Tautan-tautan Akses

Wawancara VOA dengan Imam Lahmuddin, Imam Masjid di Joplin, Missouri


Imam Lahmuddin, asal Indonesia, adalah Imam Masjid di Joplin, Missouri (foto: ABC News).
Imam Lahmuddin, asal Indonesia, adalah Imam Masjid di Joplin, Missouri (foto: ABC News).

Sebuah masjid di kota Joplin, negara bagian Missouri, AS terbakar habis pada hari Senin dini hari (6/8). Pihak FBI sedang menyelidiki insiden ini, karena masjid yang sama pernah dibakar seseorang pada 4 Juli lalu.

Berikut wawancara dengan Imam Masjid Joplin, Lahmuddin, yang berasal dari Indonesia:

VOA: Assalammualaikum Pak Ustad, saya cari-cari sejak kemarin?

Imam Lahmuddin: Walaikumsalam, Bu. Saya tidak bisa dicari-cari kemarin.. Begitu banyak yang menghubungi saya.

VOA: Saya mendengar FBI sudah turun tangan untuk menyelidiki insiden kebakaran di masjid ini. Apakah ada hasil penyelidikan sementara?.

Imam Lahmuddin: Ada 30 agen FBI yang dikirim kesini dan kemarin FBI Chief dari Kansas City membuat press release, yang isinya mereka tidak mau berspekulasi tapi akan berusaha keras mencari dan menangkap pelakunya, serta mengetahui penyebab kebakaran itu.

VOA: Apakah ke-30 agen FBI itu hingga sekarang masih berada di lokasi dan melakukan penyelidikan?

Imam Lahmuddin: Iya. Mereka masih melakukan penyelidikan dan minta agar jika kami punya informasi, segera disampaikan pada mereka. Hingga sekarang lokasi masjid kami itu masih dijaga FBI, polisi dan pemadam kebakaran, tiga instansi yang menjaganya selama 24 jam, dari sejak kebakaran hingga sekarang masih berada di sana.

VOA: Apakah FBI tidak mengaitkan hal ini dengan upaya percobaan pembakaran sebulan sebelumnya?

Imam Lahmuddin: Itu masih dalam proses penyelidikan, bisa ada hubungan dan bisa juga tidak. Saya tidak berani berspekulasi. Karena dalam insiden kali ini, semua barang terbakar dan tidak ada barang bukti sedikit pun. Kalau yang dulu kami punya rekaman CCTV dan wajah orang yang mencoba membakar terekam di kamera, jadi kami bisa langsung mengatakan “ini orang yang mencoba membakar masjid”. Tapi sekarang ini kami tidak punya bukti seperti itu dan kami tidak berani berspekulasi.

VOA: Jadi dalam kebakaran kali ini semua habis tak bersisa?

Imam Lahmuddin: Iya. Semua habis terbakar. Barang-barang di dalam masjid, ruang sholat dan kantor saya, tempat menyimpan dokumen-dokumen masjid, semua habis”.

VOA: Jika bisa diceritakan, kapan Bapak pertama kali mengetahui ada kebakaran?.

Masjid di kota Joplin, negara bagian Missouri yang habis terbakar pada Senin 6 Agustus dini hari (foto: Imam Lahmuddin).
Masjid di kota Joplin, negara bagian Missouri yang habis terbakar pada Senin 6 Agustus dini hari (foto: Imam Lahmuddin).
Imam Lahmuddin: Saya mendapat telepon jam 03.50 pagi dari kantor Sherrif. Tapi karena telepon tidak berdering jadi saya tidak sempat ambil. Begitu tahu, saya telepon balik ternyata dari kantor Sherrif. Begitu tahu dari kantor Sherrif saya punya perasaan ada sesuatu dengan masjid. Saya langsung keluar rumah, jalan menuju masjid. Dari jauh saya sudah lihat asap berkepul dari lokasi masjid. Saya masih berharap itu bukan dari masjid. Tapi, setelah sampai di tempat, api memang sudah membubung tinggi dan semua atap sudah ditutupi api. Tak lama atapnya runtuh ke dalam bangunan masjid dan semua yang ada di dalam masjid terbakar.

VOA: Apakah bangunan masjid itu dekat dengan permukiman?

Imam Lahmuddin: Dengan tetangga sekitar 300-500 meter. Tidak sampai mungkin.

VOA: Ini dengan permukiman warga Pakistan yang menjadi jamaah masjid?

Imam Lahmuddin: Bukan. Tetangga di lingkungan masjid adalah warga non muslim. Tidak ada muslim yang tinggal di sekitar masjid.

VOA: Apakah tetangga sekitar masjid tidak mendengar atau mengetahui apapun?

Imam Lahmuddin: Ada tetangga di sekitar masjid yang keluar rumah sekitar jam 3 dan melihat asap. Saat saya tiba di masjid, saya ketemu sama dia, Sherrif dan tukang koran. Menurut Sherrif, sang tukang koran yang menelepon 911 ketika melihat asap dari masjid. Tukang koran ini sempat minta maaf karena tidak bisa menolong lebih jauh untuk menyelamatkan masjid itu. Saya ucapkan terima kasih tapi saya juga lupa siapa nama tukang koran itu. Bagaimana pun juga saya sangat berterima kasih dia peduli dengan masjid kami dan berusaha mencegah dengan menelepon (nomor bantuan darurat) 911. Meski memang tidak banyak yang bisa dilakukan.

VOA: Bapak pastinya kaget sekali melihat kejadian ini?

Imam Lahmuddin: Karena sudah terjadi sebelumnya, saya tidak memperkirakan akan terjadi lagi. Karena saya pikir insiden percobaan pembakaran masjid bulan lalu masih dalam penyelidikan FBI, jadi pastinya orang tidak berani mengulangi kembali. Ternyata pelakunya tidak takut.

VOA: Apakah ada imam masjid atau institusi keagamaan lain yang menyatakan simpati atas insiden ini?

Imam Lahmuddin: Banyak masjid menyatakan simpati, juga teman-teman non Muslim, teman-teman gereja dan sinagoga menawarkan kami untuk menggunakan fasilitas mereka sehingga bisa tetap menjalankan aktivitas keagamaan kami”.

VOA: Jadi yang menawari justru dari teman-teman sesama pemimpin gereja dan sinagog?

Imam Lahmuddin: Tidak banyak! Tapi ada tiga pemimpin gereja yang menawarkan tempat dan satu teman, imam masjid dari Kansas yang berbatasan dengan Missouri.

VOA: Tapi saya dengar untuk sementara waktu Bapak akan menggunakan rumah salah satu jamaah untuk menjalankan ibadah?

Imam Lahmuddin: Iya. Komunitas Muslim kami di sini kecil, jadi semalam kami menggunakan rumah salah seorang jamaah untuk sholat taraweh dan mengaji.
XS
SM
MD
LG