Tautan-tautan Akses

Survei: Warga AS Dukung Larangan Masuk Pengungsi Suriah, tapi Bukan bagi Muslim


Para pengungsi Suriah memasuki perbatasan Yunani-Macedonia dekat kota Gevgelija bulan lalu (foto: dok).
Para pengungsi Suriah memasuki perbatasan Yunani-Macedonia dekat kota Gevgelija bulan lalu (foto: dok).

Survei terbaru mendapati 51 persen warga AS setuju untuk melarang pengungsi Suriah masuk ke Amerika, namun hampir 70 persen tidak mendukung bila larangan tersebut diterapkan kepada warga Muslim.

Sebuah survei terbaru mendapati bahwa sementara mayoritas warga Amerika setuju untuk melarang pengungsi Suriah masuk ke Amerika, namun mayoritas tidak menyetujui adanya larangan bagi "warga Muslim memasuki AS," sebagaimana telah diusulkan oleh bakal calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump.

Survei Universitas Quinnipiac yang dirilis Rabu (23/12) menemukan 51 persen responden menolak kebijakan memberi izin pengungsi Suriah untuk masuk ke Amerika Serikat; dan hanya 43 persen yang mendukung kebijakan tersebut. Pemerintahan Obama berencana untuk menerima setidaknya 10.000 pengungsi Suriah ke AS selama setahun mendatang.

Pada saat yang sama, dua pertiga dari responden yang disurvei menentang usulan Trump untuk melarang warga Muslim memasuki AS.

Sebanyak 79 persen responden pemilih partai Demokrat mengatakan mereka menentang larangan yang diusulkan Trump, sementara hanya 51 persen pendukung Partai Republik dan 67 persen pemilih independen yang menentang usulan Donald Trump.

"Pemilih Amerika membuat penilaian yang berbeda antara pengungsi Suriah dan warga Muslim pada umumnya," kata Tim Malloy, asisten direktur lembaga survei Universitas Quinnipiac.

Jajak pendapat Quinnipiac juga mendapati bahwa 52 persen pemilih AS mendukung pengiriman pasukan darat untuk melawan militan Negara Islam (ISIS) di Irak dan Suriah, sementara 40 persen menentang rencana tersebut.

Namun, hanya 27 persen dari mereka yang disurvei mengatakan bahwa AS harus memimpin perang melawan kelompok militan tersebut, sementara 66 persen mengatakan AS harus menjadi bagian dari koalisi melawan ISIS, tapi tidak untuk memimpin koalisi tersebut.

Survei Universitas Quinnipiac dilakukan terhadap 1.140 pemilih terdaftar AS pada tanggal 16-20 Desember lalu, dengan marjin kesalahan 2,9 persen. [pp/dw]

XS
SM
MD
LG