Utusan khusus hak azasi PBB untuk Myanmar mengatakan pemerintah Myanmar melarangnya berkunjung ke negara itu untuk memeriksa keadaan sekarang di negara Asia tenggara itu.
Pengumuman hari Rabu (20/12) oleh Yanghee Lee bertepatan dengan pengungkapan oleh militer Myanmar mengenai penemuan 10 jenazah dalam kuburan massal di negara bagian Rakhine, Myanmar barat-laut, di mana lebih dari 600 ribu orang Muslim Rohingya pernah bertempat tinggal sebelum mengungsi ke negara tetangga Bangladesh untuk menghindarkan serangan militer yang brutal.
Kuburan tersebut ditemukan hari Senin (18/12) di desa Inn Din. Tentara mengatakan mereka sedang melakukan penyelidikan.
Lee yang kelahiran Korea mengatakan dia “heran dan kecewa” oleh keputusan pemerintah itu, yang memberi indikasi bahwa ada sesuatu yang mengerikan sedang terjadi di negara tersebut. [gp]