Tautan-tautan Akses

Penelitian di Uganda: Tingkat Curah Hujan Berdampak pada Infeksi Otak


Menurut Dr. Steve Schiff, Direktur Center for Neural Engineering di Universitas Penn State, hidrosefalus adalah menumpuknya cairan yang menyebabkan pembengkakan otak dan membesarnya kepala yang banyak diderita anaka-anak (foto: Dok).
Menurut Dr. Steve Schiff, Direktur Center for Neural Engineering di Universitas Penn State, hidrosefalus adalah menumpuknya cairan yang menyebabkan pembengkakan otak dan membesarnya kepala yang banyak diderita anaka-anak (foto: Dok).

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti AS di Uganda menunjukkan, tingkat curah hujan dapat mempengaruhi jumlah bayi yang mengidap infeksi otak yang mematikan.

Hidrosefalus adalah menumpuknya cairan yang menyebabkan pembengkakan otak dan membesarnya kepala. Dr. Steve Schiff, Direktur Center for Neural Engineering di Universitas Penn State mengatakan tanpa pengobatan, kondisi demikian dapat menyebabkan kerusakan otak atau kematian. “Hidrosefalus adalah istilah medis yang berarti air di dalam otak. Ini adalah alasan paling umum yang menyebabkan seorang anak perlu menjalani bedah saraf,” paparnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, sejumlah kecil cairan di sekitar otak normal. “Kita memproduksi sekitar satu cangkir cairan sehari dan cairan itu membungkus otak kita. Setiap tetes yang kita hasilkan harus dikeluarkan dari kepala oleh tubuh. Ada saluran kecil yang memungkinkan itu terjadi,” tambahnya.

Kecuali, ada sesuatu yang tidak beres. Ia menuturkan lagi, “Salah satu alasan anak-anak mengalami kondiasi demikian karena mereka mengidap infeksi, dan peradangan itu menyumbat saluran kecil tersebut. Kemungkinan lain, mereka mengalami pendarahan ketika proses melahirkan dan darah itu juga dapat menyumbat saluran tersebut. Terkadang anak-anak dilahirkan dengan beberapa saluran yang tidak terbentuk dengan sempurna.”

Penyumbatan itu memicu infeksi. Dr. Schiff mengatakan, pengobatan yang paling umum adalah memasukkan sebuah tabung untuk menguras cairan dari otak ke perut. Tubuh kemudian dapat menyerap dan kemudian menghilangkannya. Namun, kadang-kadang tabung itu sendiri bisa tersumbat. Jika hal itu terjadi, anak itu membutuhkan perawatan medis segera.

Untuk mencegahnya, para ilmuwan, yang dipimpin oleh guru besar bedah saraf Harvard Benjamin Warf, mengembangkan teknik baru. Dengan menggunakan sebuah alat medis untuk melihat ke dalam kepala, dokter dapat membuat lubang yang sangat kecil untuk mengalirkan cairan tanpa menggunakan tabung plastik. Schiff mengatakan itu adalah kemajuan besar.

Namun, ia mengatakan, mengobati atau mencegah infeksi melalui teknik bedah hanyalah bagian dari solusi itu. “Ada dua misi. Pertama, kita harus tahu apa organismenya, karena kita harus memastikan ketika kita memulai pengobatan dengan antibiotik yang tepat untuk melawan kuman-kuman yang mungkin akan menyebabkan infeksi. Kedua, dalam jangka panjang, kita perlu mengetahui bukan hanya kuman-kumannya, tetapi kita perlu tahu bagaimana bayi-bayi itu terjangkit organismenya,” paparnya.

Schiff, mengatakan bakteri yang menyebabkan hidrosefalus di satu kawasan mungkin tidak sama dengan di kawasan lain di Afrika atau Asia. Jadi penelitian itu perlu disesuaikan secara geografis untuk menemukan cara memutus rantai mekanisme lingkungan yang memicu pertumbuhan bakteri.
XS
SM
MD
LG