Tautan-tautan Akses

Tillerson akan Kunjungi Rusia Tak Lama Setelah Serangan ke Suriah


Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson berbicara kepada media setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al-Jubeir di Departemen Luar Negeri di Washington, 23 Maret 2017.
Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson berbicara kepada media setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al-Jubeir di Departemen Luar Negeri di Washington, 23 Maret 2017.

Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson akan berkunjung ke Moskow tanggal 12 April, hanya beberapa hari setelah Amerika melancarkan serangan rudal atas sebuah pangkalan udara Suriah, sebagai tanggapan atas serangan senjata kimia Suriah yang menewaskan warga sipil.

Para pejabat mengatakan, diplomat tinggi AS itu akan mendesak Rusia untuk mempertimbangkan kembali dukungannya kepada pemerintah Suriah, Bashar al-Assad.

Menteri luar negeri Inggris, Boris Johnson, mengatakan hari Sabtu ia membatalkan kunjungan ke Moskow yang dijadwalkan 10 April, karena "Perkembangan di Suriah telah mengubah situasi secara mendasar," kata Johnson dalam sebuah pernyataan.

Menteri Luar Negeri Tillerson dijadwalkan terbang ke Moskow hari Rabu, setelah menghadiri Pertemuan Menteri Luar Negeri G-7 di Italia tanggal 9 hingga 11 April.

Departemen Luar Negeri AS tidak menanggapi pertanyaan VOA, apakah perjalanan Tillerson ke Rusia itu telah diubah atau dibatalkan sejak serangan militer AS. Tetapi pada hari Minggu (9/4), rencana pertemuan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin telah dihapus dari jadwal Tillerson di Moscow.

Para pengamat mengatakan, Washington memerlukan tindak lanjut diplomatik, setelah terjadinya aksi militer itu.

Menlu Tillerson yang dikenal pendiam itu, berkomentar keras kepada Rusia, yang menurut Amerika gagal mengendalikan sekutunya, pemimpin Suriah, Bashar al-Assad.

"Entah Rusia telah terlibat atau Rusia kurang mampu," kata Tillerson Kamis malam. Dia merujuk pada kegagalan Rusia mencegah pemerintah Assad yang diduga melakukan serangan gas beracun yang menewaskan puluhan orang di provinsi Idlib yang dikuasai pemberontak.

Pada tahun 2013, pemerintah Suriah setuju untuk menyerahkan senjata kimianya di bawah pengawasan pemerintah Rusia. Sebelum serangan gas baru-baru ini, Tillerson mengatakan masa depan Assad akan diputuskan oleh rakyat Suriah. Setelah serangan itu, ia menuduh pemerintah Assad dan Rusia mendukungnya.

Para ahli mengatakan, serangan militer AS itu bisa menyulitkan misi diplomatik Tillerson ke Rusia, dan peningkatan ketegangan antara AS dan Rusia atas masa depan Assad.

Walaupun Amerika bersedia bekerja sama dengan Rusia dalam kerjasama praktis, kata Departemen Luar Negeri, Menlu Tillerson akan menjelaskan tekad AS untuk menuntut tanggungjawab Rusia kalau melanggar norma-norma internasional. [ps/ii]

XS
SM
MD
LG