Tautan-tautan Akses

Siswa Gambia Akhirnya Peroleh Visa untuk Ikut Kontes Robotika di AS


Aboubacar Savage, 14, asal Gambia memandangi sebuah komputer pada Kompetisi Robotika Pan-Afrika 2017 yang diselenggarakan di Dakar, Senegal, 19 Mei 2017 (foto: R. Shryock/VOA)
Aboubacar Savage, 14, asal Gambia memandangi sebuah komputer pada Kompetisi Robotika Pan-Afrika 2017 yang diselenggarakan di Dakar, Senegal, 19 Mei 2017 (foto: R. Shryock/VOA)

Kabar bahagia akhirnya tiba bagi tim robotika asal Gambia visa mereka untuk memasuki AS dalam rangka berkompetisi dalam sebuah kompetisi robotika global utama di Washington akhir bulan ini dikabulkan.

Ada akhir bahagia bagi tim siswa asal Gambia yang berencana untuk berkompetisi dalam sebuah kompetisi robotika global utama di Washington akhir bulan ini.

Tim yang beranggotakan lima orang ini memperoleh visa hari Kamis untuk dapat berkunjung ke AS setelah permohonan visa mereka ditolak sebelumnya pekan ini.

Mereka menyatakan masih memendam kekecewaan karena mentor mereka, direktur kementrian pendidikan dan ilmu pengetahuan, Mucktarr Darboe, tidak termasuk yang mendapatkan visa untuk berkunjung ke AS.

Namun Gambian American Association akan menemani siswa-siswa tersebut selama mereka berada di Washington.

Gambia dan Afghanistan adalah dua negara dimana permohonan visa tim robotikanya ditolak. Kedua tim tersebut tidak mendapat penjelasan alasan dibalik penolakan visa tersebut.

Anggota tim robotika siswi asal Afghanistan yang permohonan visanya untuk masuk AS dalam rangka untuk berkompetisi di bidang robotika ditolak sedang berlatih dengan robot-robotnya di provinsi Herat, Afghanistan, 4 Juli 2017.
Anggota tim robotika siswi asal Afghanistan yang permohonan visanya untuk masuk AS dalam rangka untuk berkompetisi di bidang robotika ditolak sedang berlatih dengan robot-robotnya di provinsi Herat, Afghanistan, 4 Juli 2017.

Siswa-siswa Afghanistan berencana untuk kembali mengajukan permohonan visa pekan ini.

Siswa-siswa Gambia dan Afghanistan khususnya bertanya-tanya karena tim dari Iran dan Sudah, serta sebuah kelompok yang terdiri dari para pengungsi Suriah memperoleh visa. Keseluruhan dari tiga negara mayoritas Muslim tersebut termasuk dalam daftar larangan perjalanan yang dikeluarkan Presiden Donald Trump. Sedangkan Afghanistan dan Gambia tidak.

Lida Azizi, seorang siswi berusia 17 tahun asal Herat, menyebut penolakan visa tersebut “sebuah penghinaan terang-terangan terhadap warga Afghanistan.”

Sebuah kelompok yang disebut FIRST Global Challenge menyelenggarakan kompetisi robotika tahunan untuk membangun minat apda ilmu pengetahuan, teknologi, teknik, dan matematika di seluruh dunia.

Kelompok tersebut menyatakan fokus kompetisi ini adalah untuk menemukan pemecahan atas permasalahan di bidang-bidang antara lain, pasokan air, energi, kedokteran, dan produksi pangan. [ww]

XS
SM
MD
LG