Tautan-tautan Akses

Serangan Separatis Tewaskan 4 Tentara Ukraina


Dua anggota separatis pro Rusia menjaga sebuah pos pemeriksaan di Ukraina timur (foto: dok).
Dua anggota separatis pro Rusia menjaga sebuah pos pemeriksaan di Ukraina timur (foto: dok).

Serangan separatis pro Rusia di Ukraina timur menewaskan 3 tentara Ukraina hari Rabu (7/1).

Militer Ukraina mengatakan empat tentaranya tewas dan delapan lainnya terluka akibat penembakan oleh separatis yang didukung oleh Rusia, dalam 24 jam terakhir.

Juru bicara militer Andrei Lysenko hari Jumat mengatakan para pemberontak menembakkan roket dan mortir ke arah pasukan pemerintah lebih dari 30 kali selama periode tersebut. Dia mengaitkan meningkatnya penyerangan itu dengan kedatangan “konvoi kemanusiaan” dari Rusia di Ukraina timur.

Pihak berwenang Ukraina menuduh Rusia menggunakan konvoi-konvoi itu untuk memasok senjata bagi pemberontak dengan kedok bantuan kemanusiaan. Pemerintah Rusia menyangkal tuduhan itu.

Pemerintah kota Donetsk melaporkan dalam situsnya hari Jumat bahwa serangan-serangan itu telah melukai satu orang dan mengakibatkan putusnya aliran listrik di beberapa distrik.

Pihak berwenang kota itu sebelumnya mengatakan dua warga sipil tewas dan tujuh lainnya luka-luka pada hari Kamis ketika empat distrik dihujani tembakan yang gencar. Dikatakan sejumlah bangunan apartemen rusak dalam serangan-serangan itu.

Serangan itu berlangsung sementara umat Kristen Ortodoks Rusia dan Ukraina merayakan Natal Rabu (7/1). Meningkatnya pertempuran ini terjadi menjelang pertemuan mengenai krisis Ukraina antara para pemimpin Jerman, Perancis, Ukraina dan Rusia – yang dijadwalkan akan diselenggarakan di ibukota Kazakhstan Astana pada tanggal 15 Januari.

Presiden Perancis Francois Hollande dan Kanselir Jerman German Angela Merkel telah mengindikasikan bahwa mereka akan menghadiri pertemuan itu jika ada peluang tercapainya kemajuan dalam menyelesaikan konflik di Ukraina timur, yang telah menelan lebih dari 4700 korban jiwa sejak April lalu.

Sementara itu, beberapa situs pemerintah Jerman diretas, Rabu, oleh sebuah kelompok yang menuntut agar Berlin memutuskan hubungan dengan pemerintah Ukraina, hanya beberapa jam sebelum PM Ukraina Arseniy Yatsenyuk dijadwalkan bertemu di ibukota Jerman dengan Presiden Joachim Gauck.

Kelompok yang menyebut diri mereka CyberBerkut mengakui bertanggung jawab atas serangan cyber itu dalam sebuah pernyataan yang diposkan dalam situsnya.

Pernyataan itu menyebutkan, Yatsenyuk berharap mendapat kredit miliaran dolar daru Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF) untukmenurut mereka – memperpanjang perang dan bukan untuk memulihkan infrasturuktur yang ambruk negara itu.

XS
SM
MD
LG