Tautan-tautan Akses

Serangan Udara Koalisi, Kekerasan Tewaskan 100 Lebih Warga Sipil di Mosul


Ammar Hazzin (ketiga dari kiri) mengatakan, keluarganya menunda mengungsi dari Mosul Baru karena takut dieksekusi oleh militan ISIS (foto: dok).
Ammar Hazzin (ketiga dari kiri) mengatakan, keluarganya menunda mengungsi dari Mosul Baru karena takut dieksekusi oleh militan ISIS (foto: dok).

“Kami berusaha melarikan diri dua hari lalu,” kata Ammar Hazzim usia 28 tahun di luar kamp pengungsi hari Minggu dekat Mosul.

“Tapi militan ISIS mengeksekusi 21 orang hari itu karena melarikan diri, termasuk para perempuan,” imbuhnya.

“Hari ini kami memutuskan untuk pergi,” ujarnya.

Selama bulan lalu di lingkungannya Mosul Baru ia mengatakan ada rentetan kekerasan termasuk serangan udara yang menewaskan saudara laki-laki dan tiga anaknya 40 hari lalu.

Keluarga Hazzim dan beberapa lainnya juga menggambarkan serangkaian serangan sekitar 10 hari lalu yang oleh pihak berwenang dikatakan mungkin menewaskan lebih dari 100 orang dan menyebabkan koalisi pimpinan Amerika itu melancarkan penyelidikan mengenai kematian warga sipil.

Hari Minggu (26/3) wartawan dilarang masuk ke Mosul Baru untuk hari kedua. Tapi seperti keluarga-keluarga lainnya yang melarikan diri dari Mosul barat minggu ini, keluarga Ammar mengatakan pengeboman itu adalah salah satu dari banyak serangan udara, bom mobil, eksekusi dan serangan bunuh diri yang mengubah Mosul Baru atau Mosul Jadida dan daerah-daerah sekitarnya menjadi zona bencana.

“Militan mengumpulkan keluarga-keluarga di daerah kecil,” tambah saudara laki-lakinya Lazem Hazzim, ayah dari tiga anak.

“Keluarga-keluarga bersembunyi di lantai dasar dan pesawat terbang tidak melihat mereka. Mereka tersembunyi,” tambahnya.

“Di Mosul barat tidak ada tempat tanpa serangan mengenai keluarga,” kata Ammar. [my/al]

XS
SM
MD
LG