Tautan-tautan Akses

Sejumlah Maskapai Penerbangan Ubah Rute usai Israel Serang Iran


Turis Israel meninggalkan pesawat flydubai yang mendarat di Dubai, Uni Emirat Arab, 8 November 2020. Beberapa maskapai penerbangan, termasuk FlyDubai, menyesuaikan jalur penerbangan mereka di Iran pada Jumat (19/4). (Foto: AP)
Turis Israel meninggalkan pesawat flydubai yang mendarat di Dubai, Uni Emirat Arab, 8 November 2020. Beberapa maskapai penerbangan, termasuk FlyDubai, menyesuaikan jalur penerbangan mereka di Iran pada Jumat (19/4). (Foto: AP)

Beberapa maskapai penerbangan melakukan penyesuaian jalur penerbangan mereka di Iran pada Jumat (19/4). Mereka memilih untuk mengalihkan rute ke bandara alternatif atau kembali ke titik keberangkatan mereka sebagai respons atas penutupan wilayah udara dan bandara usai Israel menyerang Iran, demikian informasi yang didapat berdasarkan data dari situs pelacakan penerbangan.

Iran menutup bandara di Teheran, Shiraz, dan Isfahan setelah serangan Israel tersebut. Mereka kemudian mengizinkan penerbangan dari bagian barat wilayah udara mereka untuk beberapa jam setelah serangan itu, menurut situs pelacakan penerbangan FlightRadar24.

Pada pukul 04.45 GMT atau sekitar pukul 11.45 WIB, bandara dan wilayah udara tersebut dibuka kembali, dan pemberitahuan penutupan yang diposting di database Administrasi Penerbangan Federal AS dihapus.

Sebelum bandara dibuka kembali, Flydubai mengatakan pihaknya membatalkan penerbangannya ke Iran. Salah satu penerbangan sebelumnya kembali ke Dubai, katanya.

Penerbangan Iran Air dari Roma ke Teheran dialihkan ke Ankara, Turki, menurut Flightradar 24.

Maskapai penerbangan seperti Emirates, Flydubai, Turkish Air, Wizz Air Abu Dhabi, dan Belavia terus melakukan penerbangan di wilayah udara Iran yang masih terbuka pada jam-jam awal setelah serangan pada Jumat pagi, demikian lapor situs pelacakan penerbangan itu.

“Kami memantau situasi dengan cermat dan akan melakukan perubahan pada jalur penerbangan kami dengan berkonsultasi dengan otoritas terkait,” kata Flydubai dalam sebuah pernyataan.

Penutupan wilayah udara dan bandara di Iran menambah kesulitan bagi maskapai penerbangan yang berpusat di Dubai setelah Uni Emirat Arab dilanda curah hujan yang tinggi selama beberapa minggu terakhir.

Sejak Selasa, sekitar 1.478 penerbangan, atau sekitar 30 persen dari total jumlah penerbangan, yang menuju dan berangkat dari Dubai dibatalkan, berdasarkan informasi dari FlightRadar24.

Orang-orang mengantri di meja koneksi penerbangan di Bandara Internasional Dubai, setelah banjir menerjang Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. (Foto: Reuters)
Orang-orang mengantri di meja koneksi penerbangan di Bandara Internasional Dubai, setelah banjir menerjang Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. (Foto: Reuters)

Banyak maskapai penerbangan dari Barat dan Asia memilih untuk menghindari Iran dan wilayah udaranya sebelum serangan Israel terjadi. Hal itu terjadi beberapa hari setelah serangan rudal dan drone yang dilakukan oleh Iran terhadap Israel.

Maskapai asal Jerman, Lufthansa, pada Rabu memperpanjang penangguhan penerbangan ke Teheran hingga akhir bulan, dengan alasan kekhawatiran keamanan yang sedang berlangsung di wilayah tersebut.

Qantas Airways dari Australia mengumumkan pada hari Sabtu bahwa mereka telah memodifikasi rute penerbangan antara Perth dan London karena kekhawatiran terkait dengan situasi di Timur Tengah. Mereka juga menyatakan bahwa mereka akan melakukan pengisian bahan bakar di Singapura sebagai bagian dari upaya untuk menghindari wilayah udara Iran.

China Airlines asal Taiwan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka “terus memperhatikan situasi seiring perkembangan dan merencanakan rute yang paling tepat sesuai dengan rekomendasi dari Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) dan Badan Keamanan Penerbangan Uni Eropa."

EVA Air dari Taiwan menyatakan kepada Reuters bahwa penerbangan mereka memang menghindari wilayah udara Iran. [ah/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG