Harga-harga rumah di sekitar kawasan San Francisco Bay tidak terjangkau bagi banyak orang, hingga beberapa wisatawan, seniman dan pekerja industri teknologi muda, menciptakan rumah mereka menggunakan peti kemas yang diubah fungsinya menjadi tempat tinggal. Upaya tersebut memerlukan ketrampilan dan mereka harus berhadapan dengan undang-undang setempat yang membatasi.
Artist Heather Stewart adalah salah satu dari 20 orang yang tinggal dan bekerja di komunitas peti kemas kecil ini, atau jenis-jenis rumah mungil lainnya. Peti kemas standar umumnya sepanjang enam meter.
Ia memasang pipa ledeng dan kabel di unit peti kemas miliknya.
“Kami semua punya peralatan yang memadai yang bisa kami pinjamkan ke seluruh komunitas, jadi semua orang punya peralatan yang dibutuhkan untuk membangun apa yang mereka inginkan," kata Stewart.
Stewart dan temannya Luke Iseman tinggal di peti kemas ini sejak April, setelah pejabat kota memerintahkan mereka untuk memindahkan rumah peti kemas dari sebuah properti yang mereka beli bersama teman di kawasan industri Oakland. Pejabat kota mengatakan mereka melanggar peraturan daerah tentang pendirian rumah tinggal.
Mereka pindah ke gudang besar di sebuah lokasi yang tidak disebutkan di mana mereka dan teman-temannya telah mendirikan peti kemas yang masing-masing senilai sekitar $2.000.
Iseman mendapatkan ide tersebut setelah membantu menciptakan pabrik barang logam di sebuah peti kemas yang dikirim utuh ke Kenya. Ia mengatakan proyek itu membuatnya sadar bahwa peti kemas sangat berguna.
“Atapnya tidak bocor dan lantainya rata. Jadi tinggal memodifikasi penataannya saja," kata said.
Rumah peti kemas diadaptasi oleh seniman dan mereka yang tinggal di sana, seperti desainer Camille MacRae.
“Menarik sekali berada di tempat ini karena ada orang lain yang melakukan hal yang serupa, dan kami punya banyak ide dan saling bertukar ide," kata MacRae.
Orang-orang di kota lain bereksperimen dengan rumah peti kemas dan Iseman mengatakan mungkin ada rumah peti kemas di San Francisco Bay yang tersembunyi.
“Orang-orang merahasiakan hal ini karena pemerintah menerapkan denda besar kalau tidak mematuhi peraturan yang mereka terapkan," ujarnya.
Iseman dan teman-temannya mengatakan, kurangnya perumahan yang harganya terjangkau membutuhkan solusi yang kreatif.
