Tautan-tautan Akses

Reaksi Eropa atas Kunjungan Trump


Perdana Menteri Montenegro Dusko Markovic, tengah kanan, setelah terlihat didorong oleh Donald Trump, tengah, saat KTT pemimpin negara-negara NATO di Brussels, 25 Mei 2017.
Perdana Menteri Montenegro Dusko Markovic, tengah kanan, setelah terlihat didorong oleh Donald Trump, tengah, saat KTT pemimpin negara-negara NATO di Brussels, 25 Mei 2017.

Juru bicara pers Gedung Putih Sean Spicer menyatakan Sabtu malam kunjungan luar negeri pertama Donald Trump sebagai presiden Amerika berhasil. Ini dinyatakannya melalui twit sementara pemimpin Amerika itu terbang pulang ke Washington setelah "9 hari yang sangat produktif."

Beberapa jam sebelumnya Presiden Trump mengatakan kepada pasukan Amerika yang ditempatkan di Sisilia ia telah memperkuat ikatan dengan negara-negara sekutu.

Tetapi, para pemimpin dan media Eropa tidak memandangnya demikian.

Reaksi Eropa, terutama di ibukota penting Berlin dan Paris, atas kunjungan Trump itu sangat berbeda dari gambaran yang diberikan oleh Gedung Putih dan keberhasilan bukanlah kata yang digunakan.

Para pejabat Eropa mengatakan negara-negara sekutu trans-Atlantik tidak lebih bersatu sekarang daripada sebelum Trump datang dan bahwa mereka sekarang yakin mereka harus lebih banyak bertindak sendiri, ini adalah hal yang mereka sudah perkirakan setelah Trump terpilih.

Bagi mereka, Washington bukan lagi sekutu yang dapat diandalkan, seperti pandangan umum pers Eropa. Kepala-kepala berita sepanjang pekan memberi laporan yang berbeda daripada versi Gedung Putih mengenai pertemuan itu. Le Soir Belgia memberi kepala berita halaman depan: "Trump kesampingkan sekutu-sekutunya."

Dan suratkabar ekonomi Jerman Handelsblatt menyebut Trump "Boor-in-Chief" atau presiden yang kasar.

Para pemimpin Eropa sebelumnya berharap lawatan Trump bisa memperbaharui hubungan transatlantik yang bergejolak karena pemilihannya – bahwa presiden Amerika akan diarahkan untuk melihat dunia lebih jauh melalui pandangan mereka. Tapi dari Brussels sampai Sisilia, senyum tampak dipaksakan dan ketegangan yang tampak jelas mengenai berbagai isu mulai dari perdagangan dan imigrasi sampai sanksi kepada Rusia dan perubahan iklim.

Para pemimpin Eropa dan pejabat mengeluh kepada media bahwa Trump dan para penasihatnya sangat tidak peduli pada fakta mendasar terutama mengenai perdagangan transatlantik. Para pejabat Jerman mengatakan kepada harian Süddeutsche Zeitung bahwa Trump dan para pembantunya mengangap Amerika punya kesepakatan dagang terpisah dengan setiap negara Uni Eropa.

Harian Perancis Le Monde mengatakan “Selama kunjungannya, Presiden Trump mempertahankan ucapannya “Amerika yang paling utama”, menolak mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan hubungan Amerika-Eropa.

Harian itu menyalahkan Trump karena gagal membuat pernyataan jelas Pasal 5 Perjanjian NATO yang menjamin bantuan bersama jika mendapat serangan senjata dan karena menceramahi para pemimpin Eropa mengenai pembagian beban keuangan.

Harian Italia mengatakan kekecewaan Perdana Menteri Paolo Gentiloni dalam upayanya untuk mendapat dukungan Amerika untuk kemitraan baru antara negara-negara G-7 dan Afrika yang melibatkan bantuan dan investasi dalam upaya mengatasi arus migran menyeberangi Laut Tengah.

Jon Henley, wartawan masalah Eropa harian Guardian mengatakan penilaian mengenai kunjungan Trump “mungkin, syukurnya berlalu tanpa kesalahan fatal tapi lawatan Donald Trump sebagai presiden Amerika masih mengguncang para pemimpin Eropa”. [gp/my] ​

XS
SM
MD
LG