Tautan-tautan Akses

PM Jepang Dukung Usulan Perjanjian Perdagangan Trans Pasifik


PM Jepang Shinzo Abe memberikan sambutan di hadapan Kongres Amerika di Gedung Capitol, Washington DC, 29 April 2015.
PM Jepang Shinzo Abe memberikan sambutan di hadapan Kongres Amerika di Gedung Capitol, Washington DC, 29 April 2015.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menggarisbawahi ikatan erat antara Jepang dan AS serta menyatakan dukungan terhadap usulan perjanjian perdagangan Pasifik.

Perdana Menteri Shinzo Abe menjadi pemimpin Jepang pertama yang berpidato dalam sidang gabungan Kongres Amerika. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menggarisbawahi ikatan erat antara Jepang dan AS serta menyatakan dukungan terhadap usulan perjanjian perdagangan Pasifik.

Namun sebagian anggota Kongres keturunan Asia menyatakan kekecewaan karena PM Abe tidak meminta maaf kepada para wanita yang diperbudak secara seksual oleh tentara Jepang dalam Perang Dunia II.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe membuat sejarah di Kongres AS, pada hari Rabu. Dia juga melongok ke sejarah 70 tahun lalu, dan mengatakan bahwa dia mengunjungi Monumen Perang Dunia II di Washington sebelum pidatonya itu.

"Saya sampaikan dengan rasa hormat yang mendalam belasungkawa saya bagi nyawa semua orang Amerika yang hilang dalam Perang Dunia II," kata PM Jepang Shinzo Abe.

Tapi Abe tidak meminta maaf atas perbudakan seksual yang dilakukan Angkatan Darat Kerajaan Jepang selama perang terhadap sekitar 200.000 perempuan dan anak perempuan Asia, yang disebut sebagai "wanita penghibur." Ia mengatakan ia menjunjung tinggi penyesalan yang diungkapkan oleh para perdana menteri Jepang sebelumnya.

Dan dia bertekad akan melindungi perempuan, dan membuat beberapa perubahan: "Kami mengubah beberapa kebiasaan lama kami untuk memberdayakan perempuan sehingga mereka bisa lebih aktif terlibat dalam semua bidang kehidupan," lanjutnya.

Namun beberapa anggota parlemen Demokrat kecewa dia tidak secara langsung meminta maaf kepada perempuan korban kekerasan itu. Anggota DPR Mike Honda mengatakan kepada VOA Perdana Menteri Abe kehilangan kesempatan untuk menunjukkan kepemimpinan yang sesungguhnya.

"Dia memang berbicara tentang Jepang dan usaha untuk memastikan bahwa beberapa kebiasaan lama Jepang akan diubah. Tapi dia menghindari isu kekerasan terhadap perempuan yang berkaitan dengan sejarah militer Jepang - penculikan sistematis anak perempuan dan perempuan untuk perbudakan seksual," ungkap Mike Honda, anggota DPR dari partai Demokrat.

Seorang peyintas kekejaman masa perang itu, Yong Soo Lee, adalah tamu Honda di majelis tersebut. Dia juga ambil bagian dalam protes terhadap Abe.

"Saya datang ke sini untuk melihat Abe. Abe membantah (Jepang) mengambil perempuan-perempuan tersebut, tapi saya saksi hidup wanita penghibur. Saya dipaksa melayani tentara Jepang, saya ingin menunjukkan diri saya kepadanya," kata Yong Soo Lee, saksi hidup wanita penghibur Korea di masa penjajahan Jepang.

Menyongsong masa depan, Perdana Menteri Abe menghimbau agar Amerika Serikat dan Jepang menyelesaikan perjanjian perdagangan Trans Pacific Partnership. Ia juga berterima kasih kepada Amerika karena menjadi teman Jepang dan negara-negara lain selama masa sulit.

"Aset terbaik yang telah diberikan AS kepada dunia adalah harapan, dahulu dan sekarang, dan harus selalu harapan," kata PM Shinzo Abe.

Ketua DPR John Boehner dan anggota kongres lainnya memuji pidato Abe, mengatakan pidato itu adalah tentang masa depan berdasarkan nilai-nilai bersama dan aspirasi yang sama.

XS
SM
MD
LG