Sebuah pesawat AirAsia X yang terbang dari Malaysia ke Saudi Arabia segera kembali setelah lepas landas Minggu (8/2) karena masalah teknis, berputar di udara berjam-jam sebelum mendarat dengan selamat kembali di Kuala Lumpur, menurut pihak maskapai tersebut.
Insiden tersebut terjadi setelah pesawat AirAsia jatuh di Laut Jawa pada 28 Desember saat terbang dari Surabaya ke Indonesia, menewaskan 162 orang di dalamnya. Kecelakaan fatal tersebut merupakan yang pertama bagi AirAsia, maskapai penerbangan berbiaya rendah teratas di wilayah ini, yang didirikan pada 2001. AirAsia X adalah unit penerbangan jarak jauh maskapai tersebut.
Menyusul insiden Minggu, Kepala Eksekutif grup tersebut, Kamarudin Meranun mengatakan, sistem pendorong otomatis pesawat jet tersebut tidak berfungsi 45 menit setelah lepas landas.
Ia mengatakan para pilot kemudian memindahkannya pada sistem manual dan seharusnya dapat terus terbang, namun memutuskan untuk kembali karena masih dalam tahap awal penerbangan hampir 10 jam ke Jeddah, Arab Saudi.
Pesawat Airbus A330 tersebut harus berputar selama empat jam di atas Selat Malaka untuk menghabiskan bahan bakar dan mencegah pendaratan keras, ujar Kamarudin.
"Tidak ada situasi darurat. Ini bukan masalah keselamatan. Ini hanya langkah kewaspadaan. Keselamatan sangat penting bagi kami," ujar Kamarudin pada kantor berita The Associated Press.
Maskapai itu mengatakan dalam pernyataan bahwa pesawat bernomor penerbangan D7172 mendarat dengan selamat di bandar udara internasional Kuala Lumpur pada pukul 17.40, lebih dari lima jam setelah lepas landas. Para penumpang kemudian dipindahkan ke pesawat lain, yang lepas landas dari Jeddah pukul 19.23. (AP)
