Tautan-tautan Akses

Pemkot Surabaya Optimalkan Layanan untuk Keluarga Korban AirAsia


Walikota Surabaya Tri Rismaharini melayani administrasi kependudukan keluarga korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501, 31 Desember 2014 (Foto:VOA/Petrus)
Walikota Surabaya Tri Rismaharini melayani administrasi kependudukan keluarga korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501, 31 Desember 2014 (Foto:VOA/Petrus)

Sampai hari Kamis (1/1) ini, sudah enam jenasah yang dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur untuk dilakukan identifikasi.

Pemerintah Kota Surabaya menyatakan kesiapannya membantu proses identifikasi serta penanganan korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501, hingga pengamanan aset milik korban kecelakaan yang seluruh penghuninya ikut menjadi penumpang pesawat.

Sampai hari Kamis (1/1) ini, sudah enam jenasah yang dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur untuk dilakukan identifikasi.

Pemerintah Kota Surabaya menyatakan kesiapannya membantu proses evakuasi dan identifikasi terhadap jenasah korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501, yang paling banyak merupakan warga Surabaya.

Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, pihaknya telah menyiagakan 70 ambulance beserta kantong jenasah, serta bantuan medis bila ternyata ditemukan penumpang yang masih selamat.​

“Saya memang menyiapkan dari awal, saya menyiapkan. Jadi kalau datang kesini meskipun dia selamat pasti kondisi tubuhnya lemas. Saya menyiapkan ambulance, tapi kan bisa dalam kondisi apa pun, jadi saya sudah siapkan itu semua (kantong jenasah), antisipasi yang terjelek maupun kalau tiba-tiba ada pengobatan,” kata ​Walikota Surabaya Tri Rismaharini​.

Selain bantuan medis, Risma juga telah mendirikan posko khusus milik Pemerintah Kota Surabaya, untuk memudahkan memberikan pelayanan kependudukan kepada keluarga penumpang pesawat AirAsia, untuk keperluan pencocokan data keluarga serta identifikasi penumpang yang menjadi korban kecelakaan pesawat.

“Aku menyiapkan data verifikasi supaya keluarga tidak repot-repot, gak repot-repot untuk cari data, karena Kepolisian minta finger print, kemudian DNA. Nah kemudian saya sampaikan tadi ke Kepolisian, kalau finger print saya bisa penuh, masa apa harus DNA,” lanjutnya.

Bambang, salah seorang keluarga penumpang korban kecelakaan pesawat AirAsia mengungkapkan, kehadiran negara dan pemerintah sangat dirasakan olehnya, terlebih dengan kesigapan pemerintah beserta seluruh petugas yang terlibat untuk membantu semua keperluan keluarga korban.

“Pemerintah sekarang ini cukup bagus karena begitu ada kasus, cepat directnya,” kata ​Bambang, Keluarga Penumpang Korban Kecelakaan Pesawat AirAsia.

Pemerintah Kota Surabaya juga telah menyiagakan personil khusus, untuk menjaga dan mengamankan rumah milik penumpang pesawat Air Asia, yang seluruh penghuninya ikut menjadi korban.

Sedikitnya ada lima rumah di Surabaya yang seluruh penghuninya ikut menjadi penumpang pesawat AirAsia QZ8501, sehingga diperlukan pengawasan dan pengamanan terhadap aset yang ditinggalkan.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat, Sumarno mengatakan, tindakan pengamanan ini bertujuan mengantisipasi adanya pihak-pihak yang memanfaatkan musibah ini untuk kepentingan pribadi hingga tindakan kriminalitas.

“Sesuai dengan arahan ibu Walikota itu untuk melakukan pengamanan, pengawasan dan sebagainya, betul-betul untuk meringankan beban keluarganya, jangan sampai kesempatan seperti ini ada tindakan-tindakan yang justru malah menambahi beban. Tentunya pengamanan 24 jam, dari Linmas 2 orang, terus dari Satpol PP, terus ditambahi dari babinsa, Babinkamtibmas polisi,” kata ​ Sumarno.

XS
SM
MD
LG