Tautan-tautan Akses

Pemimpin Hong Kong Ingin Lanjutkan Pembicaraan dengan Aktivis Pro-Demokrasi


Kepala Eksekutif Hong Kong Leung Chun-ying berbicara pada media setelah upacara presentasi di Hong Kong (15/10). (AP/Kin Cheung)
Kepala Eksekutif Hong Kong Leung Chun-ying berbicara pada media setelah upacara presentasi di Hong Kong (15/10). (AP/Kin Cheung)

Kepala Eksekutif Leung Chun-ying mengatakan seorang perantara sedang membantu mengatur pembicaraan itu, yang dapat diadakan paling awal pekan depan.

Pemimpin tertinggi Hong Kong mengatakan ia sedang mencari cara untuk melanjutkan pembicaraan dengan para pemimpin protes pro-demokrasi yang sekarang telah memasuki minggu ketiga.

Dalam jumpa pers Kamis (16/10), Kepala Eksekutif Leung Chun-ying mengatakan seorang perantara sedang membantu mengatur pembicaraan itu, yang dapat diadakan paling awal pekan depan.

Sebelumnya bulan ini pemerintah setuju untuk mengadakan pembicaraan, tetapi membatalkannya setelah para pemimpin mahasiswa bertekad untuk memperluas protes mereka, yang dipandang pemerintah ilegal.

Sebelumnya Kamis, polisi Hong Kong menggunakan semprotan cairan merica untuk membubarkan pemrotes yang berusaha menghambat satu jalan dekat markas besar pemerintah.

Polisi mengatakan tiga polisi luka-luka dalam bentrokan singkat itu, yang terjadi dalam suasana kemarahan karena rekaman video televisi menunjukkan pemukulan seorang pemrotes yang tidak bersenjata sehari sebelumnya.

Korban pemukulan itu, seorang pekerja sosial Ken Tsang, Rabu menunjukkan kepada wartawan luka-luka yang dideritanya dalam pemukulan itu dan mengatakan ia sedang berusaha memperoleh nasehat hukum.

Gambar-gambar video menunjukkan enam polisi berpakaian preman menyeret Tsang yang diborgol ke gerbang gelap sebuah bangunan tempat polisi berkali-kali menendang dan meninjunya selama 4 menit.

Polisi yang terlibat dalam insiden itu telah dialih-tugaskan dan pihak berwenang telah menjanjikan penyelidikan, tindakan yang disebut oleh para organisasi hak azasi tidak memadai.

Ratusan orang muncul Rabu malam di luar markas-besar kepolisian untuk memrotes perlakuan terhadap Tsang, dan banyak yang antre untuk melaporkan keluhan mengenai pemukulan.

Departemen Luar Negeri Amerika Rabu mengatakan “sangat prihatin” mengenai laporan kekejaman polisi dan mendorong penyelidikan yang “cepat, transparan, dan tuntas” mengenai pemukulan itu.

Pemukulan tersebut mengancam membangkitkan kembali protes pro-demokrasi, yang telah memasuki minggu ketiga.

XS
SM
MD
LG