Tautan-tautan Akses

Pasca Insiden Selandia Baru, Muslim New York Luncurkan Layanan untuk Komunitas


Sekjen PBB Antonio Guiterres hari Jumat (22/3) mengunjungi Islamic Center di New York, seminggu pasca insiden penembakan massal di Selandia Baru (foto: ilustrasi).
Sekjen PBB Antonio Guiterres hari Jumat (22/3) mengunjungi Islamic Center di New York, seminggu pasca insiden penembakan massal di Selandia Baru (foto: ilustrasi).

Seminggu setelah supremasi kulit putih menembak tewas 50 Muslim dalam salat Jumat (15/3) di Christchurch, Selandia Baru, Patroli & Layanan Komunitas Muslim di New York, sekitar 15 ribu kilometer dari lokasi itu, ikut terimbas dengan menasihati tetangga yang terpukul akibat kasus tersebut. Tidak lama lagi, kehadiran organisasi itu akan sangat terasa dan tampak di seluruh kota New York.

Nazrul Islam adalah imam dan kepala sekolah kajian Alquran. Segera, ia berpatroli di jalan-jalan kota New York, tanpa senjata, di dalam mobil Ford Taurus yang bertuliskan kata-kata "Assalamualaikum" - "Salam sejahtera bagimu."

"Misalnya ada imigran yang datang ke negara ini dari negara yang berbahasa Arab dan mereka mungkin dalam kesulitan atau membutuhkan bantuan, dan mereka melihat ‘assalamualaikum'... mereka mungkin tidak bisa membaca kata-kata dalam bahasa Inggris, tetapi melihat ‘assalamualaikum' dalam bahasa Arab, mereka tentu tahu ada Muslim dalam mobil itu. Jadi mereka bisa datang dan bertanya kepada kami kalau mereka membutuhkan sesuatu," ungkap Nazrul Islam.

Walaupun baru dibentuk, untuk memberi bimbingan dan mencegah kejahatan lokal, Muslim Community Patrol and Services - Patroli dan Layanan Komunitas Muslim (MCPS) - sejauh ini juga menjadi tempat bagi penduduk yang mengalami krisis pribadi untuk mendapatkan bantuan.

Dengan lebih 50 relawan, mereka siap menjembatani berbagai kesenjangan bahasa. Mereka juga dilatih keamanan dasar, pertolongan bagi orang yang mendadak pingsan akibat masalah jantung atau CPR, dan sebagai penasihat spiritual dan kesehatan jiwa.

Organisasi seperti itu bukan satu-satunya di kota New York. Di Brooklyn terdapat pertahanan sipil orang-orang keturunan Asia.

Mahwish Fathma adalah Direktur Pelaksana MCPS. "Saya selalu berpikir, mengapa Muslim tidak punya organisasi seperti itu? Semua orang harus memilikinya. Ini organisasi yang luar biasa kan? Ini adalah landasan bersama antar budaya," ujarnya.

Relawan Brooklyn Asian Civilian Observation Patrol juga naik kendaraan patroli yang menyerupai polisi. Hambatan bahasa, dan lonjakan kejahatan, menyebabkan pembentukan patroli tersebut.

Tony Jiang adalah pemilik toko Fish Market. "Realistis saja. Tidak mungkin menghilangkan rasisme. Jadi, harus ada organisasi yang berbicara atas nama kami," katanya.

Pendiri dan ketua organisasi itu, Louie Liu, berimigrasi dari China tahun 1990-an. "Sejak dibentuk sekitar lima tahun lalu, organisasi ini mendapati banyak peningkatan hubungan antara polisi dan masyarakat setempat, terutama korban kejahatan. Kami memungkinkan para imigran mengekspresikan diri tanpa takut atau khawatir, dan penegak hukum percaya pada peran yang kami mainkan," tukas Liu.

Mahwish Fathma, yang dibesarkan di Brooklyn, berharap komunitasnya akan menganggap relawannya sebagai kakak. MCPS berencana memperluas operasinya ke seluruh kota New York. (ka)

XS
SM
MD
LG