Tautan-tautan Akses

Rusia Pelajari Rekaman Penerbangan Pesawat yang Jatuh di Mesir


Rekaman penerbangan pesawat Airbus A321-200 nomor penerbangan 7K9268 milik maskapai Rusia, Metrojet yang jatuh di pegunungan di semenanjung Sinai, Sabtu (31/10).
Rekaman penerbangan pesawat Airbus A321-200 nomor penerbangan 7K9268 milik maskapai Rusia, Metrojet yang jatuh di pegunungan di semenanjung Sinai, Sabtu (31/10).

Kementerian Perhubungan Udara Rusia Senin (2/11) mengatakan keputusan lebih lanjut untuk menganalisis informasi dari rekaman penerbangan tersebut akan diselesaikan segera.

Pejabat-pejabat kementerian perhubungan Rusia mengatakan perekam penerbangan dari pesawat jet Rusia yang jatuh hari Sabtu (31/10) di Mesir dengan 224 orang di dalamnya hanya mengalami kerusakan "kecil" dan sudah menjalani pemeriksaan awal.

Dalam pernyataan hari Senin (2/11), Kementerian Perhubungan Udara mengatakan keputusan lebih lanjut untuk mengunduh dan menganalisis informasi dari perekam tersebut akan diselesaikan "segera."

Pernyataan itu disampaikan tidak lama setelah perusahaan penerbangan sewaan Metrojet mengutip "faktor eksternal" sebagai penyebab kecelakaan, dan sebelumnya menepis kegagalan teknis atau kesalahan manusia. Metrojet tidak memberi bukti yang mendukung pernyataan itu.

Kementerian perhubungan udara kemudian menilai komentar maskapai itu "terlalu dini dan tidak berdasar fakta-fakta yang nyata."

Kepala Badan Transportasi Udara Federal Rusia, Alexander Neradko, mengatakan kepada TV pemerintah Rossiya 24, masih terlalu dini bagi maskapai itu untuk mencoret faktor kesalahan teknis atau kesalahan manusia sebagai penyebabnya.

Neradko sepakat dengan penilaian maskapai Metrojet bahwa pesawat itu pecah sekitar 23 menit setelah lepas landas dan jatuh dengan kecepatan tinggi.

Para pejabat Rusia dan wakil maskapai menolak berspekulasi mengenai penyebab kecelakaan yang terburuk dalam sejarah penerbangan Rusia itu.

Juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov, ketika ditanyai sebelumnya mengenai kemungkinan pesawat itu diserang teroris, mengatakan belum ada teori yang dihapus.

Sementara di Washington, James Clapper, direktur intelijen nasional AS hari Senin mengatakan, “kami tidak memiliki bukti langsung mengenai keterlibatan teroris” dalam kecelakaan itu. Tetapi dia mencatat bahwa kelompok ISIS, yang mengklaim tanggung jawab, cukup kuat di Semenanjung Sinai Mesir.

Ditanya apakah ekstremis ISIS memiliki kemampuan untuk menjatuhkan sebuah pesawat jet, Clapper mengatakan, “Kemungkinan besar tidak, tetapi saya tidak akan mengesampingkan kemungkinan itu.”

Sejumlah maskapai telah mengalihkan rute penerbangan yang melewati jazirah Sinai, dimana pasukan Mesir bertempur melawan militan terkait ISIS selama beberapa bulan ini.

Presiden Vladimir Putin mendesak para pejabat untuk waspada akan ancaman teroris ketika bekerja di lokasi kecelakaan itu. Dalam sebuah pertemuan dengan Menteri Transportasi Rusia, Maxim Sokolov, Putin juga menyerukan dilakukannya penyelidikan menyeluruh atas kecelakaan itu. Kantor berita Rusia Interfax mengutip Putin yang mengatakan, “semua harus dilakukan untuk mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi.”

Pesawat Metrojet membawa rombongan wisatawan, umumnya warga Rusia, yang kembali dari Semenanjung Sinai di Mesir ke St. Petersburg. Pesawat itu jatuh sebelum fajar hari Sabtu, sekitar 20 menit setelah berangkat dari Bandara di kota wisata Mesir, Sharm el-Sheikh. Tiga warga Ukraina termasuk di antara korban tewas. Tidak ada yang selamat.

Sebelumnya hari Senin, mayat para korban diangkut ke bandara Pulkovo St. Petersburg oleh pesawat pemerintah Rusia.

Baik Mesir maupun Rusia menepis klaim ISIS cabang Mesir yang katanya menembak jatuh pesawat itu. Pakar-pakar penerbangan dan militer tidak yakin ekstremis itu memiliki rudal yang mampu menghantam target di ketinggian 9.100 meter. [vm/ka]

XS
SM
MD
LG