Tautan-tautan Akses

Obat Baru Berantas Protein Abnormal pada Penderita Alzheimer’s


Pasien dengan Alzheimer's dan dementia pada sesi terapi (Foto: ilustrasi)
Pasien dengan Alzheimer's dan dementia pada sesi terapi (Foto: ilustrasi)

Para ilmuwan telah mengembangkan sebuah obat yang mereka harap bisa bermanfaat bagi para pengidap penyakit Alzheimer’s. Obat itu menghapuskan gumpalan protein abnormal dalam otak, yang merupakan ciri khas dari gangguan neurodegeneratif tersebut.

Penyakit Alzheimer’s pada umumnya melanda lansia, menyebabkan berkurangnya fungsi mental dan pada akhirnya kematian. Menurut Penyakit Alzheimer’s International, sebuah kelompok advokasi dan sumber daya, penyakit itu melanda sekitar 44 juta orang.

Belum ada obat Alzheimer’s. Tetapi para ilmuwan sedang mengembangkan pengobatan yang bisa meningkatkan kualitas hidup para penderitanya.

Dalam sebuah studi yang dilaporkan dalam jurnal Science Translational Medicine, para periset menjelaskan bagaimana sebuah obat sintetik, yang disebut antisense oligonucleotide, bisa mengurangi produksi dan, dalam beberapa kasus memberantas, protein tau. Tau membentuk gumpalan dalam otak para pengidap Alzheimer’s.

Gumpalan tau adalah salah satu gejala penyakit itu, serta gumpalan beta amyloid, protein perusak lainnya.

Antisense oligoneucleotide menarget sistem genetika yang membentuk tau.

Dengan mencegah pembentukan tau, para periset pada Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St. Louis, Missouri, mendapati mereka bisa memperpanjang harapan hidup tikus laboratorium yang mengandung kumpulan tau manusia dalam otak mereka.

Sara DeVos adalah penulis utama artikel itu. Ia mengatakan, "Tikus-tikus itu mati lebih dini dibandingkan tikus yang normal. Ketika kami berikan obat, tikus-tikus itu hidup lebih lama dan kita juga bisa mencegah neuronnya mati. Apabila kita beri obat ini, neuron tidak akan mati karena gumpalan tau."

Para periset juga menguji coba antisense oligneucleotide pada monyet-monyet dan mendapati hasil positif.

Profesor neurologi pada Universitas Washington, Tim Miller, adalah penulis senior studi itu.

"Yang paling menarik adalah untuk menerapkan obat ini pada orang-orang yang kita asumsikan mengidap tau abnormal untuk menguji coba hipotesis apakah dengan mengurangi kandungan tau bisa bermanfaat bagi mereka," jelasnya.

Mengingat gumpalan tau hanyalah satu bagian teka-teki yang menyebabkan Alzheimer’s, para periset ingin memadukan obat itu dengan pengobatan lain, yang juga sedang dikembangkan.

Obat antisense oligoneucleotides jenis lain telah disetujui oleh para regulator AS dan sedang digunakan untuk mengobati penyakit-penyakit neurodegeneratif; distrofi otot dan atrofi otot tulang belakang.

Obat tersebut sedang dalam tahap uji coba klinis bagi penyakit Huntington dan Lou Gehrig.

Tim Miller berharap obat ini, yang dikembangkan bersama Ionis Pharmaceuticals, akan segera diuji coba pada manusia pengidap penyakit Alzheimer’s. [vm/ii]

XS
SM
MD
LG