Pernyataan Presiden Amerika Donald Trump hampir tiga minggu lalu, yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, mengurangi kemeriahan perayaan Natal di Betlehem, kota yang dikuasai Palestina.
Anak-anak pramuka Palestina berbaris di luar gereja kuno Nativity hari Minggu (24/12). Itu menandai dimulainya perayaan Natal di Betlehem, kota yang secara tradisi dikenal sebagai tempat kelahiran Yesus.
Namun, walaupun ratusan orang berkumpul untuk menyaksikan parade tahunan itu, ketegangan yang muncul gara-gara pengakuan Amerika atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel, membuat banyak warga Palestina dan turis menjauh.
Seorang di antaranya, pemudi Arab di Palestina, Naheel Banoura mengatakan, "Situasinya tidak menyenangkan, malah menyedihkan gara-gara keputusan Trump memindahkan kedutaan ke Yerusalem. Itu sama saja pendudukan Amerika ditambahkan ke pendudukan Israel."
Keputusan Presiden Amerika Donald Trump membuat marah orang-orang Palestina yang menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara mereka. Sejak keputusan itu, timbul bentrokan hebat di Betlehem dan wilayah-wilayah Tepi Barat.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang secara terbuka merayakan deklarasi Trump, merilis pesan video Minggu malam, mengajak orang berwisata bersamanya di Yerusalem pada Natal mendatang.
"Saya bangga bahwa Israel adalah negara di mana umat Kristen tidak hanya bertahan tetapi berkembang karena kami percaya pada persahabatan di antara sesama dan kami melindungi hak tiap orang untuk beribadah di tempat-tempat suci di belakang saya," ujar Netanyahu.
Di Betlehem, pejabat-pejabat di kota yang diperintah Palestina itu juga membuat pernyataan yang tertera pada spanduk yang dipasang di samping pohon Natal yang menjulang di alun-alun Manger.
Walikota Bethlehem Anton Salman mengatakan, "Pernyataan itu untuk menunjukkan kepada orang-orang bahwa kami menolak deklarasi Trump dan menolak pendudukan yang berkelanjutan di wilayah-wilayah yang diduduki, dan kami adalah orang-orang yang menginginkan kebebasan dan martabat manusia."
Paus Fransiskus, yang juga menyatakan penolakannya atas keputusan Amerika, menyampaikan pesan kebersamaan dalam Misa Malam Natal di Vatikan.
Pesan bagi semua orang Kristen di seluruh dunia, termasuk orang-orang Palestina yang berharap akan ada kedamaian di tanah air mereka. [ka/ds]