Tautan-tautan Akses

Malala Perjuangkan Pendidikan Perempuan Somalia di Kenya


Malala Yousafzai berbicara kepada para pengungsi di kamp Dadaab di Kenya hari Selasa (12/7).
Malala Yousafzai berbicara kepada para pengungsi di kamp Dadaab di Kenya hari Selasa (12/7).

Peraih nobel perdamaian Malala Yousafzai menghabiskan hari ulang tahun ke-19-nya di kamp pengungsi terbesar di dunia, yang direncanakan pemerintah Kenya akan ditutup akhir tahun ini.

Lebih dari 300 ribu pengungsi – umumnya warga Somalia – menganggap kamp Dadaab di Kenya Timur sebagai rumah mereka. Kenya menduga serangan-serangan yang dilakukan kelompok militan al-Shabab di negara itu direncanakan di kamp tersebut, dan menyebut kamp itu ancaman keamanan.

Malala mengatakan pada hari Selasa (12/7), tidak ada seorang pun yang seharusnya dipaksa pulang ke Somalia, khususnya anak-anak perempuan yang satu-satunya harapan untuk memperoleh pendidikan hanya sekolah-sekolah yang dioperasikan PBB di Dadaab.

Malala mengatakan, tanpa sekolah, kebanyakan anak perempuan di kamp pengungsi itu akan dikawinkan pada usia sebelum remaja, dan ini berarti kehidupan mereka berakhir.

Al-Shabab yang berbasis di Somalia telah menyerang Kenya sejak pasukan Kenya membantu Pasukan Somalia dan Uni Afrika memerangi kelompok ekstremis itu.

Pemerintah Kenya menduga, serangan itu direncanakan di kamp pengungsi Dadaab, dan mengatakan, mereka berencana menutupnya menjelang akhir tahun ini.

Sejumlah pengungsi telah mulai kembali ke Somalia secara sukarela. Presiden Kenya Uhuru Kenyatta mengatakan, tidak ada seorang pun yang dipaksa pulang ke Somalia, di mana al-Shabab masih merupakan ancaman. [ab/as]

XS
SM
MD
LG