Tautan-tautan Akses

Laut China Selatan Kemungkinan Jadi Ajang Konflik saat Trump Mulai Menjabat


ARSIP - Sebuah foto dari udara menunjukkan Itu Aba, yang biasa disebut warga Taiwan sebagai Taiping, di Laut China Selatan (29/11). (foto: REUTERS/Fabian Hamacher)
ARSIP - Sebuah foto dari udara menunjukkan Itu Aba, yang biasa disebut warga Taiwan sebagai Taiping, di Laut China Selatan (29/11). (foto: REUTERS/Fabian Hamacher)

Laut China Selatan berpotensi jadi ajang konflik pada tahun 2017, apabila minggu-minggu sebelum pelantikan presiden terpilih Donald Trump bisa dijadikan petunjuk.

Kalau minggu-minggu sebelum pelantikan presiden terpilih Donald Trump bisa dijadikan petunjuk, maka Laut China Selatan kemungkinan berpotensi jadi ajang konflik pada 2017.

Kandidat menteri luar negeri yang ditunjuk oleh Trump, Rex Tillerson, menyuarakan nada lebih keras terhadap China selama sidang konfirmasi di Senat, dan dia memberitahu anggota Kongres bahwa pembangunan pulau oleh China di perairan yang dipertikaikan itu adalah illegal, serta mirip dengan tindakan Rusia untuk mencaplok Krimea.

“Kita perlu mengirim sebuah sinyal yang jelas kepada China bahwa, pertama-tama, pembangunan pulau itu dihentikan. Kedua, akses anda ke pulau-pulau itu tidak akan diijinkan,” kata Tillerson.

Kandidat Trump untuk menteri pertahanan, Jenderal purnawirawan James Mattis, juga memperlihatkan keprihatinan yang serius selama sidang konfirmasi dirinya.

“Saya berpendapat, tatanan dunia menghadapi serangan terbesar sejak PD II, dan itu berasal dari Rusia, dari kelompok teroris, dan juga apa yang dilakukan China di Laut China Selatan,” kata Mattis.

Komentar mereka mengindikasikan akan ada sikap yang lebih keras dari pemerintahan baru ini dalam hubungannya dengan China. [jm]

XS
SM
MD
LG