Tautan-tautan Akses

Kuba, Nikaragua, dan Venezuela Hadapi Lebih Banyak Sanksi AS


Presiden Kuba Raul Castro (kiri) dan Presiden Nikaragua Daniel Ortega (kedua dari kiri) mendengarkan pidato Presiden Venezuela Nicolas Maduro di luar Istana Miraflores dalam sebuah pawai di Caracas, Venezuela, 5 Maret 2018.
Presiden Kuba Raul Castro (kiri) dan Presiden Nikaragua Daniel Ortega (kedua dari kiri) mendengarkan pidato Presiden Venezuela Nicolas Maduro di luar Istana Miraflores dalam sebuah pawai di Caracas, Venezuela, 5 Maret 2018.

Pemerintah AS pada Rabu (17/4) akan mengumumkan sanksi tambahan terhadap Venezuela, serta Kuba dan Nikaragua, dalam langkah terbaru terhadap pemerintah sosialis di belahan bumi Barat.

Pemerintahan Presiden AS Donald Trump telah memprioritaskan untuk menyingkirkan Nicolas Maduro dari Caracas dan mengakui pemimpin Majelis Nasional Juan Guaido sebagai presiden - tindakan yang juga dilakukan oleh lebih dari 50 negara lain.

Menjelang pidato Penasihat Keamanan Nasional John Bolton, Rabu, di Miami, seorang pejabat senior pemerintah menekankan masih mempertimbangkan semua opsi mengenai Venezuela, dan mengatakan negara Amerika Selatan itu "semakin mendekati titik fleksibel.

"Kita menginginkan transisi kekuasaan secara damai, tetapi kita bertekad akan ada pemindahan kekuasaan," kata pejabat senior pemerintah.

"Biarkan Maduro dan kroni-kroninya memikirkan artinya."

Menanggapi pertanyaan dari VOA mengenai meningkatnya ketidaksabaran akan tindakan yang lebih keras oleh Washington di antara militer Venezuela yang diam-diam mengalihkan kesetiaannya kepada Guaido, pejabat pemerintah bersikeras "tekanan maksimum" yang diterapkan pemerintahan Trump dalam tiga bulan terakhir "hampir menghentikan seluruh pemerintah itu. "

Pejabat itu menambahkan, "keliru jika dikatakan menemui jalan buntu."

Sebagai bagian dari upaya untuk menyingkirkan Maduro, para pejabat AS juga memperketat tekanan terhadap Kuba. [my]

XS
SM
MD
LG