Tautan-tautan Akses

Kontroversi CT Scan dalam Pengobatan Kanker Usus Besar


Teknik kolonoskopi virtual menggunakan CT Scan dalam pengobatan kanker usus besar menjadi kontroversi di Amerika karena pasien mendapat radiasi 400 kali sinar rontgen di dada mereka.
Teknik kolonoskopi virtual menggunakan CT Scan dalam pengobatan kanker usus besar menjadi kontroversi di Amerika karena pasien mendapat radiasi 400 kali sinar rontgen di dada mereka.

Para ilmuwan Badan Pengawas Pangan dan Obat-obatan Amerika berbeda pendapat mengenai risiko akibat CT scan yang dilakukan untuk pemeriksaan kolonoskopi. Dokter yang memilih cara ini mengatakan prosedur itu tidak terlalu invasif dan tidak mahal dibandingkan kolonoskopi biasa. Tapi, mereka yang tidak menyukai prosedur itu mengatakan CT scan mengakibatkan pasien terlalu banyak terkena radiasi.

Kanker usus besar adalah salah satu penyakit paling berbahaya di dunia, tetapi penyakit itu tidak memperlihatkan gejala sama sekali pada tahap dini. Itulah sebabnya dokter mendorong orang yang berusia di atas 50 tahun agar menjalani kolonoskopi untuk mengetahui kemungkinan adanya kanker.

Kolonoskopi biasa dilakukan dengan menggunakan pipa panjang yang lentur yang disebut kolonoskopi yang dilengkapi dengan kamera video kecil dan lampu pada ujungnya. Kolonoskopi itu dimasukkan ke dalam usus besar pasien.

Jika sel-sel tidak normal atau polip ditemukan selama berlangsungnya kolonoskopi dengan CT scan, kolonoskopi biasa dilakukan untuk mengangkat polip tersebut.
Jika sel-sel tidak normal atau polip ditemukan selama berlangsungnya kolonoskopi dengan CT scan, kolonoskopi biasa dilakukan untuk mengangkat polip tersebut.

Dokter dapat melihat gambar dari kolonoskopi melalui layar video. Mereka juga dapat mengangkat sel-sel yang tumbuh tidak normal atau polip selama pemeriksaan itu berlangsung. Prosedur yang tidak terlalu invasif dalam kolonoskopi dilakukan dengan CT scan yang menggunakan sinar rontgen melalui perut pasien.

Dr. Mahadevappa Mahesh, Guru Besar Radiologi dan Medis pada Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins, mengatakan kolonoskopi melalui penyinaran dapat menyelamatkan banyak pasien.

“Seringkali pasien tidak datang ke klinik setelah mereka bicara dengan dokter mengenai kolonoskopi biasa. Mereka tahu ada semacam alat yang dimasukkan ke dalam tubuh, sehingga mereka takut. Mereka tidak mau melakukannya. Karena itu, mereka bisa terkena kanker. Kolonoskopi dengan CT scan sangat efektif, jelas Dr. Mahesh.

Jika sel-sel tidak normal atau polip ditemukan selama berlangsungnya kolonoskopi dengan CT scan, kolonoskopi biasa dilakukan untuk mengangkat polip tersebut.

Tetapi banyak dokter mengatakan CT scan membuat pasien terkena radiasi yang berbahaya yang sesungguhnya tidak perlu, sebanyak radiasi yang didapat pasien dari 400 kali sinar rontgen di dada.

Dr. Julian Nicholas, ilmuwan, dan pernah bekerja pada Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA), mengatakan, alasan melakukan kolonoskopi CT scan tidak masuk akal.

“Tidak ada bukti ilmiah yang kuat bahwa penggunaan peralatan CT untuk mengidentifikasi kanker usus besar aman dan efektif,” katanya.

Dr. Nicholas menambahkan, sebelum keluar dari FDA, ia dan para ilmuwan lain memperingatkan tentang penggunaan CT scan secara rutin.

Tetapi karena ada 70 juta CT scan dilakukan di Amerika setiap tahun, pemerintah ditekan untuk menyatakan dengan resmi berapa banyak radiasi yang aman selama proses CT scan.

XS
SM
MD
LG