Tautan-tautan Akses

Kolombia Capai Kesepakatan dengan Pemberontak Soal Ranjau Darat


Humberto de la Calle, mantan wakil presiden sekaligus ketua juru runding pemerintah, berbicara pada wartawan di Havana mengenai kesepakatan dengan pemberontak FARC (7/3). (Reuters/Enrique De La Osa)
Humberto de la Calle, mantan wakil presiden sekaligus ketua juru runding pemerintah, berbicara pada wartawan di Havana mengenai kesepakatan dengan pemberontak FARC (7/3). (Reuters/Enrique De La Osa)

Organisasi peraih Nobel Perdamaian menyebut Kolombia sebagai salah satu negara paling berbahaya karena memiliki sangat banyak ranjau.

Kolombia dan pemberontak FARC, Sabtu (7/3), sepakat untuk membersihkan negara itu dari ranjau-ranjau darat sebagai bagian dari perundingan perdamaian.

Kedua pihak mengatakan akan meminta organisasi Bantuan Rakyat Norwegia untuk mengatur operasi pembersihan ranjau itu.

Humberto de la Calle, mantan wakil presiden sekaligus ketua juru runding pemerintah, Sabtu mengatakan tujuan utamanya adalah mengakhiri konflik dan mencegah korban lebih banyak di negara itu.

International Campaign to Ban Landmines, organisasi peraih Nobel Perdamaian yang bekerja dalam isu ranjau darat, menyebut Kolombia sebagai salah satu negara paling berbahaya karena memiliki sangat banyak ranjau.

Perundingan antara pemerintah dan pemberontak telah mandek selama lebih dari dua tahun, tetapi mulai mencapai kemajuan dalam isu seperti partisipasi politik bagi pemberontak, reformasi lahan dan perdagangan narkoba.

Pemberontakan oleh FARC telah menewaskan sekitar 220.000 orang sejak 1964.

XS
SM
MD
LG