Tautan-tautan Akses

Kapal Perang AS di Laut Merah Tembak Jatuh Roket dan Drone yang Berpotensi Menuju ke Israel


Kapal angkatan Laut AS USS Carney saay berlayar di Laut Tengah pada 23 Oktober 2018. (Foto: Mass Communication Spc. 1st Class Ryan U. Kledzik/U.S. Naval Forces Europe-Africa via AP)
Kapal angkatan Laut AS USS Carney saay berlayar di Laut Tengah pada 23 Oktober 2018. (Foto: Mass Communication Spc. 1st Class Ryan U. Kledzik/U.S. Naval Forces Europe-Africa via AP)

USS Carney, sebuah kapal perusak milik Angkatan Laut AS di Laut Merah, telah menembak jatuh beberapa roket dan drone yang diluncurkan oleh kelompok Houthi yang didukung Iran di Yaman. Senjata-senjata tersebut menurut Pentagon “melaju sepanjang Laut Merah dan berpotensi menyasar target di Israel.”

Juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Pat Ryder, pada Kamis (19/10), mengatakan kepada reporter di Pentagon bahwa kapal tersebut mencegat tiga peluru kendali darat dan beberapa drone di perairan itu.

“Tindakan ini merupakan peragaan dari arsitektur pertahanan udara dan misil yang telah kami kembangkan di Timur Tengah dan yang kami siap manfaatkan kapan saja jika diperlukan, guna melindungi mitra-mitra dan kepentingan kami di kawasan penting ini,” kata Ryder.

Tidak ada korban yang jatuh dalam insiden tersebut, menurut Ryder. Kapal itu sendiri tampaknya tidak menjadi sasaran serangan, menurut kajian awal AS.

Misil dari Yaman itu datang sehari setelah garnisun al-Tanf, yang menampung pasukan AS di Suriah, disasar oleh dua buah drone.

AS dan pasukan koalisi menghancurkan satu drone, sementara drone lainnya mencapai pangkalan dan menyebabkan cedera ringan pada pasukan koalisi, demikian menurut Ryder.

Pasukan AS di wilayah Irak utara menembak drone lain pada Selasa (17/10) yang berada di dekat pangkalan udara Bashur sehingga tidak ada korban cedera atau kerusakan pada peralatan atau fasilitas koalisi. Dua buah drone menyasar Pangkalan Udara al-Asad di Irak barat pada Selasa, di mana satu berhasil ditembak jatuh sementara satu drone lainnya lagi menderita kerusakan, mengakibatkan cedera ringan pada pasukan koalisi.

Serangan-serangan drone dan misil tersebut terjadi menyusul peningkatan kehadiran militer AS di kawasan setelah terjadi serangan brutal oleh Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel yang menyebabkan 1.400 warga Israel tewas. Setidaknya 3.000 warga Palestina telah tewas sejak Israel mulai menarget pasukan Hamas di Gaza setelah serangan itu.

AS mengatakan peningkatan kehadiran militernya ditujukan untuk mengantisipasi tindakan kelompok yang bermaksud jahat seperti Hizbullah atau Iran untuk memperluas konflik di kawasan tersebut.

Dakota Wood, rekan peneliti senior di The Heritage Foundation, mengatakan kepada VOA, "Mengingat pertaruhan besar [dalam konflik saat ini] dan apa yang Hamas atau Iran maupun Hizbullah coba capai di wilayah tersebut [Timur Tengah.red], bisa jadi mereka tidak peduli dengan apa yang AS kirimkan. Jika mereka dapat menarik AS ke dalam peperangan, mungkin itu akan membantu untuk mencapai tujuan mereka." [jm/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG