Tautan-tautan Akses

Intervensi Militer Barat di Suriah Mungkin Untungkan China


Pasukan Suriah di distrik Jobar, pinggiran Damaskus (foto: dok). China memperingatkan intervensi militer Barat di Suriah.
Pasukan Suriah di distrik Jobar, pinggiran Damaskus (foto: dok). China memperingatkan intervensi militer Barat di Suriah.

Sebagian analis mengatakan, keterlibatan militer AS dan sekutunya di Suriah justru akan memberikan keuntungan strategis yang lebih luas bagi China.

Media resmi China memperingatkan tentang intervensi militer di Suriah, dengan berargumen bahwa AS dan para sekutunya menggunakan senjata kimia sebagai alasan untuk menggulingkan pemerintah.

China telah lama menentang campur tangan apapun dalam hal Suriah. Beijing telah bergabung dengan Moskow dalam memveto dua resolusi PBB, yang bertujuan menekan Presiden Suriah, Bashar al-Assad.

Menurut para analis, intervensi asing terhadap sebuah pemerintahan non-demokratis merupakan ancaman bagi Beijing dan sebagian sekutunya, seperti Korea Utara. Tetapi sikap Beijing yang menentang campur tangan luar terhadap Suriah, juga menjadi peluang untuk berpihak kepada Rusia, ujar Xie Tao, pakar ilmu politik di perguruan tinggi “Beijing Foreign Studies University.”

“Barangkali, bahkan mungkin sekali, China bersikap sangat konsisten tentang Suriah, karena China benar-benar peduli dengan penampakan aliansi yang strategis dengan Rusia, daripada peduli mengenai situasi lapangan yang sebenarnya di Suriah,” ujar Xie.

China memiliki sedikit kepentingan di Suriah berkenaan dengan minyak, dan tidak banyak warga China yang tinggal di sana. Tetapi, usahanya bersama Rusia dalam menghambat intervensi, mungkin menjadi rintangan bagi negara-negara Barat di kawasan itu.

Menurut sebuah laporan tahun 2011 dari Dinas Penelitian Kongres AS, Rusia dan China telah menjadi pemasok utama senjata-senjata konvensional bagi Suriah, dengan Rusia meraup porsi lebih besar sejumlah $2,9 milyar. Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa China menyuplai perlengkapan militer Suriah dengan persenjataan senilai $300 juta antara tahun 2003 dan 2010.

Walaupun China bersikap memblokir campur tangan asing di Suriah, Beijing telah mendesak pemerintah Suriah untuk berunding dengan pihak oposisi dan memenuhi tuntutan akan perubahan politik.

Shen Dingli, pakar politik di Universitas Fudan, Shanghai, mengungkapkan, China akan terus menyerukan agar bersabar, seraya mendesak AS dan negara-negara lain menanti hasil penyelidikan PBB mengenai serangan pekan lalu. Jika intervensi yang dipilih oleh AS dan para sekutunya, Beijing, menurut Shen, tidak akan gusar.

Shen menambahkan, intervensi di Suriah juga dapat mengimbas upaya diplomatik dan militer Amerika terhadap Asia, sebuah kebijakan yang dipandang Beijing ditujukan untuk menghadapi atau melawan China.
XS
SM
MD
LG