Tautan-tautan Akses

Sebut Hitler, Duterte Katakan Akan Bantai Tersangka Narkoba


Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengacungkan jari tengah saat berbicara di depan para pejabat pemerintah di kota Davao, Filipina selatan (20/9). (Reuters/Lean Daval Jr)
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengacungkan jari tengah saat berbicara di depan para pejabat pemerintah di kota Davao, Filipina selatan (20/9). (Reuters/Lean Daval Jr)

"Hitler membantai tiga juta orang Yahudi... ada tiga juta pecandu narkoba. Ada. Saya akan dengan senang hati membantai mereka," ujar Duterte.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte meningkatkan retorika mengenai perang anti-kejahatan berlumuran darah ke tingkat baru hari Jumat (30/9), membandingkannya dengan Hitler dan Holocaust dan ia mengatakan akan "dengan senang hati membantai" tiga juga pecandu narkoba.

Duterte mengeluarkan ancaman terbarunya terhadap para pengedar dan pengguna narkoba Jumat pagi, saat kembali dari kota asalnya di Davao setelah mengunjungi Vietnam. Di negara tetangga itu ia membahas kampanye anti-narkoba dengan para pemimpin Vietnam dan cara-cara melawan kejahatan transnasional, termasuk narkoba ilegal.

Duterte telah mengatakan bahwa ancaman kematian yang diumumkannya secara publik melawan para tersangka narkoba adalah sengaja untuk menakut-nakuti mereka agar berhenti menjual narkoba, dan untuk calon pengguna supaya tidak memakainya. Namun pernyataan terbarunya membawa pendekatan pembasmian kejahatan itu ke tingkat yang berbeda.

"Hitler membantai tiga juta orang Yahudi... ada tiga juta pecandu narkoba. Ada. Saya akan dengan senang hati membantai mereka," ujar Duterte, mengacu kepada estimasi pemerintah Filipina mengenai jumlah pecandu narkoba di negara itu.

Para ahli sejarah mengatakan enam juta orang Yahudi dibunuh Nazi di bawah kepemimpinan Hitler sebelum dan sesudah Perang Dunia II.

Dalam kampanye pemilihan presiden awal tahun ini dan selama tiga bulan ia menjabat, Duterte yang senang berbicara keras telah mengancam akan menenggelamkan para tersangka narkoba untuk menggemukkan ikan-ikan di Teluk Manila.

Ia juga mengancam akan mengeksekusi para pengedar narkoba dengan menggantungnya, karena ia tidak ingin membuang-buang listrik untuk mereka, sampai kepala mereka terpisah dari badan.

Sementara para korban Hitler orang-orang tak bersalah, Duterte mengatakan bahwa semua targetnya adalah penjahat dan menyingkirkan mereka akan "menyelesaikan masalah (narkoba) negara saya dan menyelamatkan generasi berikutnya dari kebinasaan."

Janji kampanyenya untuk mengakhiri korupsi dan kejahatan, terutama narkoba ilegal, dalam enam bulan sejak ia menjabat pada 30 Juni membawa Duterte pada kemenangan mutlak dalam pemilihan presiden.

Dan sejak ia menang pemilu bulan Mei, lebih dari 3.000 tersangka pengedar dan pengguna narkoba telah dibunuh dan hampir 700.000 lainnya telah menyerah dalam penggerebekan. Namun ia telah meminta perpanjangan enam bulan untuk menyelesaikan upayanya.

Para pendukungnya dan banyak warga Filipina yang putus asa dengan kejahatan yang meluas telah menyambut pendekatannya yang keras. Namun semakin banyak pihak yang mengecamnya, termasuk para pejabat PBB, Uni Eropa dan Amerika Serikat, yang menyuarakan keprihatinan atas pembunuhan dan pelanggaran hak asasi manusia secara luas.

Ia menanggapinya hari Jumat dengan menyebut para pengkritik dari Uni Eropa "sekelompok orang tolol dalam bentuk paling asli."

Duterte mengecam Amerika Serikat, sekutu terlama negaranya, dan Uni Eropa karena menganggap metodenya keliru, dengan mengatakan bahwa negara-negara Eropa munafik karena tidak cukup membantu sejumlah besar pengungsi yang melarikan diri dari kekerasan di Timur Tengah.

"Mereka migran yang lari dari Timur Tengah. Kalian membiarkan mereka membusuk namun khawatir dengan kematian sekitar 1.000, 2.000, 3.000 (orang di Filipina)," ujarnya. ​[hd]

XS
SM
MD
LG