Pensiunan Jenderal Michael Flynn – pendukung kuat Trump untuk menjadi presiden dan sempat 24 hari menjadi penasehat keamanan nasional – kini menjadi pusat penyelidikan tim jaksa khusus yang dibentuk untuk mengkaji hubungan antara tim kampanye Trump itu dengan kepentingan-kepentingan Rusia.
Flynn yang berusia 59 tahun telah menjadi sumber beberapa kontroversi dalam masa kepresidenan Trump yang baru berumur empat bulan dan kini akan menjadi sorotan seiring penunjukkan mantan direktur FBI Robert Mueller untuk menjadi kepala tim penyelidik khusus kasus ini.
Tahun 2015 lalu ketika Trump memulai kampanye presiden, Flynn dibayar lebih dari 30 ribu dolar untuk menghadiri beberapa acara di Moskow, termasuk satu acara dimana ia duduk di samping Presiden Rusia Vladimir Putin dalam makan malam untuk merayakan jaringan televisi yang dikendalikan Kremlin – RT.
Trump memecat Flynn Februari lalu setelah penyadapan rutin yang dilakukan Amerika terhadap para pejabat asing menunjukkan ia telah berbohong pada Wakil Presiden Mike Pence tentang kontak yang dilakukannya dengan Duta Besar Rusia Untuk Amerika Sergey Kilsyak beberapa minggu sebelum Trump dilantik Januari lalu.
Flynn telah menjadi penasihat keamanan nasional selama 18 hari setelah kemudian jaksa agung sementara Sally Yates mengingatkan Gedung Putih bahwa ia bisa menjadi sumber pemerasan Rusia karena telah memberi informasi yang menyesatkan pada Pence.
Sehari setelah Flynn dipecat, Direktur FBI James Comey – yang dipecat pekan lalu – mengatakan dalam pertemuan di Gedung Putih Presiden Trump telah mendesaknya untuk menghentikan penyelidikan terhadap Flynn dan Comey kemudian membuat catatan panjang tentang percakapannya dengan Trump itu.
Gedung Putih mengatakan ingatan Comey tentang pembicaraan dengan Trump itu tidak akurat, sementara beberapa ahli hukum mengatakan jika hal ini benar maka upaya Trump mengakhiri penyelidikan terhadap Flynn bisa dianggap sebagai upaya menghambat penyelidikan, yang merupakan pelanggaran yang bisa menyebabkan pelakunya dimakzulkan. [em/al]