Tautan-tautan Akses

Dekan Harvard: Ekonomi yang Kuat Lebih Cepat Atasi Kemiskinan


David Ellwod, dekan Harvard Kennedy School (HKS).
David Ellwod, dekan Harvard Kennedy School (HKS).

Dekan Harvard Kennedy School, Profesor David Ellwood, menyampaikan kuliah umum mengenai pemberantasan kemisikinan yang juga dihadiri SBY. Menurut Ellwood, kunci atasi kemiskinan adalah dengan ekonomi yang solid.

Dalam kuliah umum bertema “Mengurangi Kemiskinan dan Memperbaiki Kesejahteraan Masyarakat”, Profesor David Ellwood, Dekan Harvard Kennedy School os Government (KSG), menjabarkan empat strategi penting yang dianggapnya mampu mengurangi angka kemiskinan; yaitu ekonomi yang kuat, perbaikan dalam persaingan ekonomi dalam jangka panjang, penguatan insitusi dan pemerintahan, serta program yang dipersiapkan dengan matang untuk kaum miskin.

Presiden Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono, para menteri serta akademisi menghadiri kuliah umum ini.

“Saya seringkali ditanya, mana yang akan dipilih apakah ekonomi yang kuat atau kebijakan-kebijakan baru untuk kaum miskin. Saya pilih ekonomi yang kuat, karena hal itu sangat penting untuk mengurangi pengangguran dan sekaligus menolong kaum miskin. Dengan ekonomi yang kuat, kita juga memiliki lebih banyak sumber-sumber (dana) untuk melakukan berbagai program bagi golongan tidak mampu,” ungkap Ellwood.

Lebih jauh, Dekan HKS ini mengatakan bagian penting dari penguatan ekonomi adalah peningkatan keahlian dan pendidikan. Alasannya, dua hal ini adalah kunci pokok untuk menciptakan lapangan kerja dan menghadapi persaingan industri jangka panjang di Indonesia. Ia tidak sepakat dengan pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT).

Tetapi pengamat ekonomi pertanian, HS Dillon, perpendapat lain. Menurutnya Penjabaran Ellwod sayangnya tidak dibandingkan dengan situasi yang sama di negara lain, seperti misalnya masalah pendidikan yang tidak bisa diseragamkan antara situasi pendidikan di Indonesia dan Amerika.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Yang paling pokok di Indonesia, kata Dillon, adalah, “Pendidikan yang harus sesuai dengan kebutuhan lokal di daerah. Ini akan mewujudkan institusi dan infrastuktur yang mampu menciptakan ekonomi yang sempurna.”

Sekretaris Komite Ekonomi Nasional Aviliani mengatakan kepada VOA, konsep Ellwood harus didukung dengan kemauan perusahaan mendidik buruh yang tidak memiliki keahlian.

“Misalnya bisa menitipkan pada perusahan untuk melatih unskilled (buruh tanpa keahlian atau pendidikan) ini dengan mesin-mesin mereka, ada pelatihan yang diberikan uang saku, ini mungkin bisa dilakukan karena kita juga ingin industri kita berkembang,” kata Aviliani.

Menanggapi kuliah umum Ellwood, Presiden Yudhoyono mengatakan, “Pembangunan ekonomi yang pro-growth, pro-poor and pro-jobs sekarang ini, dalam tataran operasional, tentu harus kita pikirkan bagaimana supaya makin banyak yang dapat lapangan pekerjaan dan mereka mendapatkan penghasilan yang lebih baik. Mungkin ini (dari kuliah David Ellwood) menginspirasikan kita bagaimana mengelola ekonomi seperti itu.”

Presiden juga mengatakan pemerintah Indonesia akan tetap menajalankan sistem ekonomi berkelanjutan, demi pendapatan yang layak bagi setiap orang.

XS
SM
MD
LG