Tautan-tautan Akses

Clinton dan Trump Perang Kata-Kata Soal Kebijakan Luar Negeri dan Minoritas


Kandidat presiden dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, turun dari bus kampanyenya setibanya dalam ajang kampanye di K’NEX, perusahaan mainan. Hatfield, Pa (foto: AP Photo/Andrew Harnik)
Kandidat presiden dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, turun dari bus kampanyenya setibanya dalam ajang kampanye di K’NEX, perusahaan mainan. Hatfield, Pa (foto: AP Photo/Andrew Harnik)

Dengan berakhirnya konvensi nasional partai Republik dan Demokrat, calon presiden masing-masing partai kini berfokus pada upaya mengalahkan pesaing mereka dalam pemilu November.

Calon presiden dari partai Republik Donald Trump dipaksa membela pernyataan-pernyataannya yang masih dianggap kontroversial, tetapi ia berjanji masih akan ada lagi pernyataan serupa.Pesaingnya dari partai Demokrat Hillary Clinton mempertanyakan kekaguman yang dilontarkan Trump terhadap Vladimir Putin sehubungan dengan tuduhan bahwa para peretas Rusia menyerang komputer panitia Konvensi Nasional Partai Demokrat (DNC). Kedua kandidat mengarahkah kampanye mereka ke sekelompok negara bagian di mana kemarahan akibat hilangnya pekerjaan di sektor industri masih tinggi.

Dalam wawancara dengan Fox News hari Minggu (31/7), Clinton mengritik sikap Trump mengenai Rusia dalam hal tuduhan peretasan.

“Kita tahu bahwa Donald Trump telah memperlihatkan kesediaan yang sangat meresahkan untuk mendukung Putin, baik dengan mengatakan bahwa NATO tidak akan membantu sekutu-sekutu jika mereka diserang, berbicara tentang pencabutan sanksi-sanksi terhadap para pejabat Rusia yang diberlakukan bersama oleh Amerika Serikat dan Eropa karena tindakan agresif Rusia di Krimea dan Ukraina,” ujar Hillary Clinton.

Trump menyatakan ia mungkin mengakui aneksasi Moskow terhadap Semenanjung Krimea di Ukraina. Dalam wawancara dengan George Stephanopoulos pada acara This Week di stasiun televisi ABC, Trump mengatakan bahwa ia bersikap praktis.

“Jika kita dapat menjalin hubungan baik dengan Rusia dan jika Rusia akan membantu kita mengenyahkan ISIS, terus terang, setahu saya, kita bicara tentang sejumlah besar uang dan nyawa dan lain-lainnya, ini akan menjadi hal positif,” ujar Donald Trump.

Trump juga menanggapi kritik dari seorang lelaki Muslim Amerika yang anaknya, Kapten Humayun Khan, gugur sewaktu berdinas bersama pasukan Amerika di Irak.

“Istrinya, jika kita lihat istrinya, dia berdiri di sana, di podium DNC. Ia tidak bicara apapun. Mungkin ia tidak diizinkan berbicara apapun,” ujar Donald Trump.

Orang tua Humayun menanggapi pernyataan itu dengan berang.

Sang ibu, Ghazala Khan, mengatakan, “Saya merasa pedih dan seluruh Amerika merasakan kepedihan itu.”

Pasangan suami istri Khan tampil di Philadelphia Kamis lalu, pada malam di mana pesaing Trump, Hillary Clinton, secara resmi menerima pencalonan dari partainya. Pernyataan Khizr Khan yang menyentuh segera bergaung keluar arena DNC, dan dampaknya juga terasa dalam kampanye kedua calon presiden. Dalam wawancara sehari kemudian dengan MSNBC, Ghazala mengatakan ia tidak berbicara karena masih merasakan kesedihan akibat kematian anaknya dan semakin emosional sewaktu melihat foto anaknya.

Pernyataan calon presiden partai Republik yang menyerang pembicara di konvensi ini mengundang kecaman keras hari Sabtu. Tetapi beberapa pemimpin senior partai Republik sendiri hanya membungkam, termasuk di antaranya ketua DPR Amerika Paul Ryan, pemimpin mayoritas di Senat Mitch McConnell dan calon wakil presiden pilihan Trump, Gubernur Indiana Mike Pence.

“Cercaan Trump terhadap ibunda Kapten Khan di luar batas,” tulis John Weaver, pakar strategi partai Republik untuk Gubernur Ohio John Kasich di Twitter. “Ia TIDAK punya karakter yang baik.”

Di Youngstown, Ohio, Sabtu, Clinton mengemukakan kontroversi itu untuk membahas panjang lebar mengenai temperamen Trump.

Mengacu pada pernyataan Trump, Clinton mengatakan kepada para pendukung di Pennsylvania hari Sabtu bahwa pesaingnya itu bukanlah kandidat yang normal.

“Seseorang yang menyerang semua orang, pasti ada yang tidak beres,” ujar Hillary Clinton.

Trump, yang biasanya menyebut Clinton sebagai “Hillary si Pembohong,” menegaskan bahwa nada kampanyenya tidak akan lebih baik.

“Ingat ini, Trump tidak akan lagi menjadi orang yang baik dan santun,” ujar Donald Trump.

Berbagai jajak pendapat terbaru mengindikasikan persaingan yang sangat ketat untuk meraih jabatan tertinggi di Amerika itu. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG