Calon presiden Donald Trump untuk hakim Mahkamah Agung, Brett Kavanaugh, membela diri dari tuduhan pelecehan seksual. Mengatakan kepada Fox News Channel dalam sebuah wawancara eksklusif hari Senin (24/9) bahwa dia tidak akan mundur.
"Saya tidak akan membiarkan tuduhan palsu mendepak kita dari proses ini," tandas Kavanaugh.
Pencalonan Kavanaugh tersebut baru-baru ini terancam oleh klaim Christine Blasey Ford bahwa Kavanaugh melakukan serangan seksual terhadapnya ketika mereka masih di sekolah menengah. Seorang perempuan kedua juga muncul, mengatakan Kavanaugh berbuat tidak senonoh ketika mereka masih mahasiswa di Universitas Yale.
Calon hakim agung itu menyangkal klaim tersebut, menulis dalam sebuah surat kepada anggota parlemen bahwa tuduhan itu merupakan upaya untuk menghancurkan "nama baiknya."
"Saya tidak pernah menyerang orang secara seksual, di sekolah menengah, tidak pernah," ujar Kavanaugh.
Presiden Trump yang berbicara selagi menghadiri sidang Majelis Umum PBB di New York juga membela calonnya. “Hakim Kavanaugh adalah orang yang luar biasa. Dan saya mendukung dia sepenuhnya.”
Sementara di Washington, sejumlah pengunjuk rasa yang menentang pencalonan Kavanaugh ditangkap dan dibawa pergi saat teriakan mereka bergema di aula gedung parlemen.
Para petinggi Partai Republik menggambarkan tuduhan-tuduhan itu sebagai bagian dari "kampanye merusak nama baik" oleh Partai Demokrat yang telah menentang pencalonan Kavanaugh sejak awal.
"Senat Demokrat dan sekutunya berusaha menghancurkan kehidupan pribadi dan profesional seorang lelaki atas dasar tuduhan lama yang tidak terbukti dan tidak didukung saksi," kata Senator McConnell.
Sementara itu, Demokrat mendesak agar proses ditunda sampai penyelidikan penuh atas kedua tuduhan itu dapat dilakukan.
"Nominasi ini sepertinya mulai rontok secara bersamaan," ujar Senator Richard Blumenthal.
Perempuan pertama yang menuduh Kavanaugh dijadwalkan memberi kesaksian dihadapan anggota parlemen hari Kamis, bersama dengan Kavanaugh. Jika Kavanaugh dikonfirmasikan, para pengeritiknya khawatir keseimbangan ideologi Mahkamah Agung bisa berubah untuk beberapa dekade ke depan. [as]