Tautan-tautan Akses

Bisnis Antariksa Buka Peluang Baru bagi Partisipasi Swasta di AS


Perusahaan swasta "SpaceX" meluncurkan roket Falcon 9 dalam misi mengirim perlengkapan bagi astronot di stasiun antariksa internasional (ISS) dari Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida, Februari lalu (foto: ilustrasi).
Perusahaan swasta "SpaceX" meluncurkan roket Falcon 9 dalam misi mengirim perlengkapan bagi astronot di stasiun antariksa internasional (ISS) dari Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida, Februari lalu (foto: ilustrasi).

Setelah misi antariksa terakhir berakhir pada Juli 2011, aktivitas di Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida, tampak mulai berkurang. Kendaraan peluncuran NASA berikutnya masih dalam tahap awal desain, dan aktivitas peluncuran kini dipindahkan ke pusat antariksa Rusia di Baikonur. Tetapi situasi ini membuka peluang baru bagi kegiatan bisnis swasta.

Setelah penutupan program pesawat ulang-alik, ribuan insinyur dan pakar teknik yang bekerja di Kennedey Space Center diberhentikan. Para ekonom yang menilai hal ini sebagai pukulan bagi perekonomian Florida, memperkirakan bahwa dibutuhkan waktu puluhan tahun bagi perusahaan-perusahaan ruang angkasa swasta untuk dapat mempekerjakan pekerja sebanyak itu.

“Skenario terbaik dan yang paling mungkin terjadi, bisa ada dua atau tiga perusahaan di sini pada selambat-lambatnya tahun 2020,” kata Tom Engler.

Namun, mengingat biaya pengiriman astronot ke Stasiun Antariksa Internasional dengan menggunakan roket Rusia melonjak menjadi lebih dari 80 juta dolar per kursi, perusahaan ruang angkasa swasta Amerika kini mengkaji nilai tenaga kerja terampil di Florida. Tak lama lagi nama-nama seperti United Lunch Alliance, Space X, Blue Origin dan bahkan Boeing, akan mulai muncul di gedung-gedung di luar kompleks pusat ruang angkasa itu.

Pada tahun 2012, pesawat kargo ruang angkasa swasta yang pertama “Dragon”, yang dibangun oleh Space X, berhasil membawa persediaan ke stasiun internasional tersebut.

Belum ada pesawat yang diberi sertifikasi sebagai pesawat berawak, tetapi perusahaan-perusahaan itu yakin hal itu akan terselenggara dan mulai membangun struktur pendukung seperti menara akses.

“Fasilitas ini memiliki elevator atau lift yang bisa membawa mereka ke tingkat atas, dimana mereka bersiap-siap, mengenakan pakaian penerbangan, melakukan semua aktivitas terakhir sebagaimana yang mereka lakukan untuk pesawat ulang alik dan program lainnya,” ujar Tony Talliancich.

Untuk sementara waktu NASA sedang fokus pada eksplorasi antariksa yang lebih terarah, seperti mendaratkan manusia pertama di Mars. Mantan astronot Buzz Aldrin mengatakan saatnya tepat, karena kita siap melakukan eksplorasi di luar bumi, sementara perusahaan komersial siap menanamkan investasi dalam usaha semacam itu.

“Ini adalah saat yang tepat untuk terlibat di antariksa, baik sebagai anak-anak, orang dewasa, profesional muda atau seseorang (tokoh) di industri ini. Kami memiliki lebih banyak kesempatan hari ini dibanding yang pernah dialami pada masa lalu,” tukas Aldrin.

Pakar antariksa mulai membahas tentang persaingan antariksa selanjutnya, bukan antar negara, tetapi di kalangan bisnis swasta. [em/jm]

XS
SM
MD
LG