Militer AS mengatakan sebuah jet tempur China terbang di dekat salah satu pesawat pengintainya dalam misi patroli di atas Laut China Selatan pekan lalu.
Sebuah pernyataan Komando Indo-Pasifik AS mengatakan jet tempur J-16 China “terbang tepat di depan hidung” pesawat RC-135 “dalam manuver agresif yang tidak perlu,” memaksa pilot untuk terbang melalui turbulensi yang disebabkan oleh jet tempur tersebut.
Rekaman video insiden dari kokpit pesawat pengintai AS menunjukkan pesawat itu bergetar tidak lama setelah jet tempur China terbang melintasi jalur penerbangannya.
Pernyataan itu mengatakan bahwa pesawat pengintai RC-135 sedang melakukan “operasi rutin dan aman di atas Laut China Selatan di wilayah angkasa internasional, sesuai dengan hukum internasional.”
Insiden pekan lalu itu terjadi enam bulan setelah insiden serupa pada bulan Desember, sewaktu awak pesawat RC-135 lainnya terpaksa melakukan manuver mengelak untuk menghindari tabrakan dengan sebuah jet tempur China. Insiden ini terjadi pada waktu ketegangan meningkat antara Beijing dan Washington terkait sejumlah isu, termasuk di antaranya ekspansi agresif China di Laut China Selatan serta tekanan militer dan diplomatiknya terhadap Taiwan yang berpemerintahan sendiri yang dianggapnya sebagai provinsi China yang memisahkan diri.
Selain misi pengintaian udara, AS juga melayarkan kapal-kapal perang angkatan lautnya melintasi Laut China Selatan dan Selat Taiwan di bawah konsep “kebebasan navigasi.”
Pentagon mengatakan China telah menolak undangan agar Menteri Pertahanan Jenderal Li Shangfu bertemu dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin di sela-sela KTT keamanan regional Dialog Shangri-La di Singapura pekan ini. [uh/ab]
Forum