Tautan-tautan Akses

Afghanistan Bebaskan Kelompok Tahanan "Berbahaya"


Presiden Afghanistan Hamid Karzai (kiri)
Presiden Afghanistan Hamid Karzai (kiri)

Afghanistan telah membebaskan kelompok yang disebut oleh pasukan Amerika sebagai tahanan “berbahaya” dari sebuah penjara super ketat.

Pasukan Amerika menggambarkan ke-65 tahanan yang dibebaskan dari penjara Bagram itu sebagai “orang-orang yang berbahaya” yang telah membunuh laki-laki, perempuan dan anak-anak Afghanistan dan juga tentara koalisi.

Dalam pernyataan yang bernada keras, pasukan Amerika-Afghanistan mengatakan mereka telah mempertaruhkan nyawa untuk menjamin keamanan rakyat Afghanistan dan menghimbau pemerintah untuk mempertimbangkan dampak gawat dari pembebasan itu.

Berbicara dalam lawatannya ke Turki, Presiden Afghanistan Hamid Karzai membela tindakan itu. Ia mengatakan latar belakang para tahanan itu telah diselidiki dan keputusan telah dibuat untuk membebaskan mereka.

Karzai mengatakan, “Afghanistan adalah negara yang berdaulat. Jika pihak berwenang kehakiman Afghanistan memutuskan untuk membebaskan seorang tahanan, itu bukan urusan Amerika dan seharusnya bukan urusan Amerika, dan saya berharap Amerika berhenti menyepelekan prosedur dan kewenangan kehakiman Afghanistan dan saya berharap Amerika mulai sekarang akan menghormati kedaulatan Afghanistan.”

Pernyataan pasukan Amerika itu mengatakan bukti-bukti nyata dan penyelidikan atas para tahanan itu telah diberikan kepada Kejaksaan Afghanistan.

Tentara amerika mengatakan, pembebasan itu menambah jumlah orang-orang yang dibebaskan dan kembali berperang.

Afghanistan mengambil alih penjara Bagram dari tentara Amerika tahun lalu, selagi pasukan internasional mulai masa transisi keluar dari negara itu. Penjara itu kemudian diganti namanya dengan Parwan.

Pembebasan para tahanan itu tampaknya akan makin meningkatkan hubungan yang sudah tegang antara pemimpin Amerika dan Afghanistan.

Karzai semakin lantang dengan kecamannya terhadap Amerika dan menolak menandatangani perjanjian keamanan bilateral yang penting dengan Amerika.

Professor Hukum, Wadir Safi di Kabul menyampaikan kecamannya atas pembebasan itu.

“Mereka seharusnya diproses lewat prosedur pengadilan biasa,” ujar Safi.

Menurut pasukan Amerika lebih dari dua puluh tahanan terkait dengan pembuatan bom rakitan yang banyak menimbulkan korban tewas di Afghanistan.
XS
SM
MD
LG