Pemerintah militer Birma menuduh para mahasiswa pembangkang yang diasingkan, sebagai para pelaku peledakan dua bom kecil di ibukota negara itu - Rangoon - pekan lalu. Tidak ada yang menderita luka-luka dalam ledakan yang terjadi di sebuah terminal bis Kamis malam, demikian pula halnya pada peledakan kedua Sabtu pagi, di sebuah kamar tamu di hotel Panorama di pusat kota Rangoon. Media pemerintah menyatakan hari Minggu ini, bahwa pemerintah menerima informasi, para pelaku sabotase beroperasi di perbatasan, sejak awal bulan Januari. Pemerintahan junta itu menuduh kelompok-kelompok pembangkang sebagai orang-orang yang melakukan 'tindakan subversif dan perbuatan teror', dan menyatakan, bahwa keamanan di Birma telah diperketat. Peledakan bom itu terjadi selagi dilaksanakan persiapan untuk memperingati 60 tahun Hari Angkatan Bersenjata Birma, pada tanggal 27 Maret mendatang. Keamanan dijaga ketat di Taman Pertahanan - di mana akan dilangsungkan pawai militer.