Tautan-tautan Akses

Rencana Penarikan Sebagian Pasukan Suriah Dinilai Belum Penuhi Tuntutan Internasional - 2005-03-06


Presiden Suriah Bashar al-Assad mengumumkan tentang penarikan mundur pasukan Suriah dari Lebanon tengah. Namun para pengecamnya mengatakan, rencananya itu belum memenuhi tuntuta internasional akan penarikan mundur seluruh pasukan Suriah. Dalam sebuah pidato di parlemen Suriah pada hari Sabtu, Presiden Assad mengatakan, pasukan itu pada tahap pertama, akan ditarik ke wilayah Lebanon timur, sebelum dipindahkan ke wilayah perbatasan antara kedua negara. Presiden Assad tidak mengatakan, kapan, atau di bagian mana dari wilayah perbatasan itu, namun ia menekankan bahwa pemindahan pasukan Suriah itu akan memenuhi kewajiban Suriah terhadap dunia internasional. Seorang menteri Suriah - Buthaina Shaaban - mengatakan, pada tahap berikutnya nanti, penarikan mundur pasukan dari Lebanon akan mencapai tahap keseluruhan. Para pejabat juga mengatakan, penarikan mundur pasukan akan dibicarakan dengan para pejabat Lebanon pekan ini. Pemimpin pihak oposisi Lebanon, Walid Jumblatt, menutut adanya jadwal untuk penarikan mundur pasukan itu, dan mantan presiden Lebanon - Amin Gemayel - mengatakan, pasukan Suriah tidak boleh tetap berada di dalam wilayah perbatasan.

Departemen Luar Negeri Amerika menyatakan, pengumuman presiden Assad itu belum cukup dan harus ada penarikan mundur total dan segera. Beberapa negara lain menyetujui hal ini, yang mencakup Prancis, Yordania dan Israel. Pasukan Suriah ditempatkan di Lebanon selama 3 dasawarsa. Kira-kira 15 ribu tentara Suriah sekarang ada di Lebanon. Amerika Serikat menyatakan janji Suriah untuk menarik kembali pasukannya dari Lebanon belum cukup. Para pejabat Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan, masyarakat internasional telah menandaskan, bahwa Suriah harus menarik mundur seluruh pasukannya dari Lebanon. Presiden Bush menuduh Suriah menghambat proses perdamaian di Timur Tengah. Presiden Bush mengatakan, Damsyik harus mentaati persyaratan yang telah ditetapkan dalam resolusi Dewan Keamanan PBB, yang menyerukan penarikan pasukan, secara keseluruhan.

Sementara itu, Presiden Suriah, Bahsar al-Assad mengatakan, menurut pendapatnya, proses perdamaian dengan Israel, akan tetap macet sampai waktu yang belum diketahui. Berpidato di parlemen di Damsyik hari Sabtu, Assad mengatakan, Suriah beresedia melanjutkan perundingan perdamaian tanpa prasyarat, namun Israel telah menolak hal ini. Perundingan mengalami kemacetan lima tahun yang lalu, mengenai wilayah dataran tinggi Golan, wilayah yang dikuasai oleh Israel, selama perang tahun 1967 di Timur Tengah.

XS
SM
MD
LG