Tautan-tautan Akses

WARGA ASIA TENTUKAN PRESIDEN AMERIKA? <br> Leon Howell - 2004-11-02


Warga Amerika keturunan Asia sangat bersemangat di tengah-tengah ketatnya kampanye pemilihan presiden Amerika, dan mereka akan datang beryudun-duyun ke TPS hari Selasa ini. Pendaftaran pemilih keturunan Asia meningkat 50 persen pada tahun 2000, dan tiga juta orang warga Amerika keturunan Asia diperkirakan akan memberikan suara, sebagian di negara-negara bagian di mana persaingan antara kedua capres sangat ketat sehingga suara pemilih keturunan Asia dapat menjadi penentu hasil pemilihan.

Dua pertiga warga Amerika keturunan Asia yang disurvai belum lama ini mengatakan, ini adalah pemilihan paling penting dalam hidup mereka. Menurut sebuah jajak pendapat, kalau pemilihan presiden dilangsungkan bulan lalu, 43 persen warga keturunan Asia akan memberikan suara kepada Senator John Kerry, 36 persen kepada Presiden Bush. Jelas bahwa tidak semua warga keturunan Asia berpikir sama, atau bahkan menggunakan bahasa yang sama. 60 persen warga keturunan Asia menggunakan bahasa ibu mereka dalam menjawab pertanyaan yang diajukan dalam survai. Mereka boleh menggunakan bahasa Kanton, Mandarin, Jepang, Hindi, Hmong, Korea, Tagalog atau Vietnam.

Survai itu menunjukkan keragaman pandangan. Tujuh dari delapan responden keturunan Vietnam mendukung Presiden Bush, enam dari delapan responden keturunan Cina mendukung John Kerry. Untuk warga keturunan Korea, 41 persen mendukung John Kerry, 38 persen mendukung Presiden Bush. Untuk warga keturunan Jepang, 40 persen mendukung Presiden Bush, 37 persen mendukung John Kerry. 40 persen warga dari Kepulauan Pasifik mendukung Presiden Bush, 37 persen mendukung John Kerry. Untuk warga keturunan Hmong dari Laos, 65 persen mendukung John Kerry, 15 persen mendukung Presiden Bush. Perbedaan juga terlihat dipandang dari sudut usia. Mereka yang umurnya di bawah 39 tahun, banyak yang lahir di Amerika, mendukung John Kerry 51 persen banding 27 persen. Mereka yang umurnya di atas 60 tahun dan lahir di negara lain, mendukung Presiden Bush dengan perbandingan 40 persen dan 35 persen.

Warga Amerika keturunan Asia mungkin memegang peran penting dalam proses pemilihan presiden Amerika yang unik. Besarnya jumlah suara pemilih tidak menjamin kemenangan capres. Pemenang di suatu negara bagian, memperoleh seluruh suara Dewan Pemilih negara bagian itu, yang nantinya akan menentukan pemenang. Dalam pemilihan presiden tahun 2000, Al Gore memperoleh 535 ribu suara lebih banyak daripada Presiden Bush, tetapi kalah dalam suara Dewan Pemilih, 271 lawan 266.

Sekitar 105 juta orang pemilih memberikan suara dalam pemilihan presiden tahun 2000. Jumlah ini mungkin akan melejit menjadi 120 juta dalam pemilihan hari Selasa. Melihat angka itu, tiga juta pemilih keturunan Asia tampaknya tidak akan berperan penting. Tetapi suara warga keturunan Asia mungkin memiliki dampak di negara-negara bagian di mana persaingan sangat ketat, sehingga perbedaan kecilpun dapat menentukan hasil pemilihan. Selisih 500 suara membuat Presiden Bush menang di Florida dalam pemilihan tahun 2000. Sekitar 86 ribu orang warga keturunan Asia akan memberikan suara di Florida, 84 ribu orang di negara bagian Washington, 65 ribu orang di Michigan, 47 ribu di Pennsylvania, 34 ribu di Arizona, hampir 30 ribu di Minnesota dan Nevada, 20 ribu di Wisconsin, Ohio dan Missouri.

Jajak pendapat lain menunjukkan tren menarik di kalangan warga Muslim Amerika, yang tentu saja sebagian di antaranya adalah keturunan Asia. Hasil jajak pendapat itu menunjukkan bahwa 80 persen, dari 1,2 pemilih yang terdaftar, akan memilih John Kerry. Ini adalah perubahan tajam dibandingkan tahun 2000, ketika 60 persen Muslim Amerika mendukung Presiden Bush.

Perang Irak dan peraturan-peraturan yang diberlakukan setelah peristiwa 11 September 2001 menjadi penyebab terjadinya pergeseran ini. Sekitar 350 ribu orang pemilih Muslim ada di negara bagian Florida, Ohio dan Michigan, di mana persaingan antara kedua capres sangat ketat. Temuan lain jajak pendapat di kalangan warga keturunan Asia: hampir separuh berpendapat bahwa lapangan kerja dan ekonomi merupakan isu paling penting yang harus ditangani presiden terpilih, sementara hanya seperlima responden menyebut Irak dan terorisme, disusul pendidikan dan layanan kesehatan. 35 persen responden mengatakan, ekspor lapangan kerja ke Asia adalah baik, sementara 46 persen menganggapnya buruk.

Sementara itu, beberapa warga Amerika keturunan Asia mencalonkan diri dalam pemilihan hari Selasa. Yang paling menarik, di distrik Queens, New York, ketiga calon dalam pemilihan anggota DPRD kota New York adalah keturunan Cina yang fasih berbahasa Mandarin, tetapi mereka mewakili Partai Demokrat, Partai Republik dan Partai Hijau. Posisi mereka mengenai isu-isu yang dihadapi warga Queens juga sangat berbeda satu sama lain. Sabtu pekan lalu, ketiga caleg berdebat dalam Bahasa Inggris, di sebuah auditorium yang dipadati hadirin. Tiga hari kemudian, mereka berdebat dalam Bahasa Mandarin. Apapun yang terjadi nanti, pemenang dalam pemilihan caleg di Queens sudah jelas, seorang keturunan Cina.

(Adaptasi: Djoko Santoso)

XS
SM
MD
LG