Presiden Philipina, Gloria Arroyo, mengatakan ia mungkin akan menuntut agar Amerika minta maaf atas hasil survei yang dilakukan oleh partai Republik yang menyebut Philipina termasuk di antara negara-negara yang diketahui membantu kaum teroris.
Survei yang dilakukan oleh Komite Kongres Partai Nasional Republik menanyakan kepada para pemilih Amerika apakah Amerika harus memperluas perang lawan terorisme di negara-negara lain yang melindungi dan membantu kaum teroris. Di antara negara-negara yang ditanyakan dalam survei itu termasuk Thailand, Suriah, Somalia, dan Philipina.
Pejabat-pejabat pemerintah Amerika mengatakan Philipina telah menjadi mitra Amerika sejak hari-hari pertama dilancarkan perang lawan terorisme.