Kata Dana Moneter Internasional (IMF), perekonomian Indonesia masih berada di belakang negara Asia tenggara lainnya, karena kacaunya sistem pemungutan pajak dan kurangnya pelaksanaan hukum. Kata penasihat IMF Daniel Citrin yang baru saja mengadakan kunjungan dua minggu ke Indonesia, banyak pengusaha asing ragu untuk memulai bisnis di Indonesia. Sistem hukum yang lemah, Undang-Undang perburuhan yang dianggap terlalu ketat, dan sistem perpajakan yang rumit disebut sebagai tiga alasan utama. Citrin juga memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan naik sampai lima persen tahun ini, dibanding empat persen tahun lalu. Tapi kenaikan itu, kata Citrin, tidak akan cukup untuk mencegah bertambahnya jumlah penganggur.