Armenia dan Turki menandatangani sebuah perjanjian penting yang menormalisasi hubungan keduanya setelah perselisihan selama satu abad yang berakar dari pembunuhan masal warga Armenia oleh pasukan Turki Ottoman dimasa dan setelah Perang Dunia I.
Pada hari Sabtu di Zurich, Swiss, Menteri Luar Negeri Armenia Edward Nalbandian dan Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu menandatangani sejumlah protokol untuk menghidupkan kembali hubungan diplomatik dan membuka kembali perbatasan yang selama ini ditutup.
Ruangan itu dipenuhi riuh tepuk tangan setelah penandatanganan, seraya kedua Menteri Luar Negeri berjabat tangan. Keduanya tidak memberikan pernyataan.
Acara tersebut ditunda beberapa jam menyusul perselisihan mengenai pernyataan penutup yang tadinya ingin disampaikan kedua negara.
Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton, yang membantu menyelesaikan perselisihan itu, dan Menteri Luar Negeri dari Rusia, Perancis dan Uni Eropa menghadiri acara itu.
Sebelum protokol-protokol tadi bisa dilaksanakan, harus diratifikasi dahulu oleh parlemen kedua negara.