Tautan-tautan Akses

Sarkozy: Perancis Tak Tutup Kemungkinan Boikot Olimpiade Beijing


Presiden Prancis Nicolas Sarkozy mengatakan negaranya tidak menutup kemungkinan memboikot Olimpiade Beijing, kalau Cina tidak menanggapi secara bertanggung jawab kerusuhan akhir-akhir ini di Tibet.

Sarkozy mengatakan Selasa, ia ingin terselenggaranya dialog antara pemimpin Cina dan wakil dari pemerintah Tibet di pengasingan. Prancis sejauh ini menampik boikot Olimpiade, tetapi Sarkozy mengatakan keputusan akhir bergantung pada bagaimana Cina menangani situasinya.

Pernyataan pemimpin Prancis itu sama dengan seruan dari pemimpin dunia lainnya, yang mendesak Cina agar menghentikan penggunaan kekerasan terhadap warga Tibet dan bertemu dengan pemimpin spiritual Tibet di pengasingan, Dalai Lama.

Senin Sarkozy menawarkan bantuan untuk memfasilitasi pembicaraan antara Cina dan Dalai Lama. Kebanyakan pemimpin dunia menentang pemboikotan, dan menekankan Olimpiade merupakan event olahraga dan bukan politik.

Sementara di Tibet, seorang pejabat tinggi Cina memerintahkan pasukan keamanan untuk tetap waspada terhadap kemungkinan kerusuhan, sementara pejabat mengumumkan penangkapan 13 orang yang dituduh terlibat dalam protes baru-baru ini di ibukota Lhasa.

Media pemerintah mengatakan 13 orang ditangkap Senin sehubungan penumpasan Cina terhadap protes disana. Yang berwajib mengeluarkan surat perintah penangkapan hari ini bagi tambahan 29 orang karena dituduh terlibat dalam protes damai yang kemudian berubah menjadi kekerasan.

Dalam kunjungan ke Lhasa, Menteri Urusan Keamanan Publik Meng Jianzhu mengatakan pemerintah akan meningkatkan apa yang disebutnya sebagai “kampanye pendidikan patriotic” di biara-biara Budha di Tibet. Meng mengepalai sebuah delegasi pejabat Cina yang melakukan tur di Tibet Minggu dan Senin.

Ketika mengunjungi kuil Jokhang, tempat paling suci untuk warga Tibet dan Sera Drepung, lokasi dari protes 14 Maret, Ming mengecam para biarawan karena memperlemah apa yang disebutnya solidaritas nasional. Ia menuduh mereka yang ikut serta dalam kekerasan itu melanggar doktrin Budhisme Tibet.


XS
SM
MD
LG