Seorang penyidik hak asasi PBB yang mengunjungi Birma bulan lalu mengatakan paling kurang 31 orang tewas dalam penindakan keras atas aksi protes pro-demokrasi.
Paulo Sergio Pinheiro mengatakan di Jenewa hari Jumat, jumlah yang tewas paling kurang dua kali jumlah yang diakui oleh pemerintah militer Birma. Dia diperkirakan akan menyampaikan temuannya itu kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB pekan depan.
Para pejabat Birma telah mengatakan 15 orang tewas dan hampir tiga ribu ditahan dalam tindakan keras bulan September itu. Menurut para diplomat dan kelompok-kelompok HAM jumlahnya jauh lebih tinggi.
Human Rights Watch yang berkedudukan di New York mengeluarkan laporan hari Jumat yang mengatakan tentara Birma membunuh paling kurang 20 orang di Rangoon saja. Kelompok itu mengatakan mereka tidak dapat mengumpulkan informasi apapun di luar kota itu.