Delegasi dari lebih dari seratus negara telah memulai konperensi sepekan yang disponsori PBB di Wina dengan seruan perlunya perjanjian global baru untuk mengurangi lebih lanjut emisi karbon.
Kepala Kantor PBB Urusan Iklim, Yvo de Boer mengatakan ia berharap konperensi dapat menunjukkan apakah komunitas politik global sudah siap membuang ucapan kosong dan mulai mengatasi pemanasan bumi. Konperensi itu merupakan awal dari konperensi para menteri lingkungan hidup di Indonesia akhir tahun ini.
Di situ para menteri diharapkan memulai pembicaraan dua tahun untuk mengganti Perjanjian Kyoto yang mengikat 35 negara untuk mengurangi emisi karbon sebesar 5 persen tahun 2012.
Amerika menolak Perjanjian Kyoto dengan alasan perjanjian itu menguntungkan negara berkembang seperti Cina dan India. Namun belakangan ini Presiden Bush telah mengemukakan kesediaan ikut dalam perjanjian global baru dan jangka panjang.