Pasukan keamanan Palestina yang setia kepada Presiden Mahmoud Abbas membakar gedung parlemen dan kantor perdana menteri Palestina dari partai Hamas Ismail Haniyeh di Tepi Barat. Tidak ada korban luka-luka yang dilaporkan. Kantor perdana menteri ini kosong karena Israel memberlakukan larangan perjalanan kepada Haniyeh sehingga dia tidak bisa melakukan perjalanan dari Gaza ke Tepi Barat. Api membakar gedung ini setelah pasukan keamanan Fatah menembak gedung yang terletak di kota Ramallah ini.
Aksi kekerasan kemudian terjadi setelah Abbas memerintahkan pasukan keamanan untuk berjaga-jaga. Sebelumnya, seorang anggota Hamas tewas ketika kedua pihak bentrok dalam acara prosesi pemakaman seorang aktivis Hamas yang tewas dalam bentrokan sebelumnya. Ketegangan antara pasukan keamanan yang saling bertikai ini semakin memanas dalam beberapa minggu belakangan akibat seruan Presiden Abbas untuk mengadakan referendum mengenai berdirinya negara Palestina yang mengakui Israel.
Sementara itu, perdana menteri Israel Ehud Olmert mengatakan, dia akan melakukan apa saja untuk merundingkan perdamaian dengan Palestina. Berbicara di London bersama perdana menteri Inggris Tony Blair, Olmert mengatakan Israel siap untuk mundur dari sebagian besar wilayah Tepi Barat untuk mendirikan negara Palestina. Namun dia mengatakan, perundingan damai masa depan hanya akan bisa terlaksana setelah aksi-aksi terror berakhir di Timur Tengah.
Sementara PM Tony Blair mengatakan, masyarakat internasional siap untuk bersama-sama meyakinkan Palestina untuk memenuhi syarat perdamaian yang didukung oleh para penengah internasional. Dia juga kembali mendesak pemerintah Palestina pimpinan Hamas untuk menerima berdirinya Israel dan menghentikan kekerasan. Minggu lalu, sayap mlitan Hamas brigade al Qassam mengumumkan berakhir gencatan senjata selama 16 bulan dengan Israel, setelah serangan Israel menewaskan tiga militant dan tujuh warga sipil Palestina di Jalur Gaza.