Tautan-tautan Akses

Afghanistan Laksanakan Pemilu Parlemen Pertama Dalam 30 Tahun Lebih


Para pemilih di Afghanistan sedang memasukkan kartu suara mereka dalam sebuah pemilu parlemen bebas pertama selama kurun waktu lebih dari 30 tahun terakhir ini, meskipun dibayang-bayangi oleh ancaman kaum militan Taliban yang berjanji untuk mengacaukan pemilu tersebut.

Presiden Afganistan Hamid Karzai termasuk diantara yang pertama memberikan suara hari Minggu di Kabul. Ia menyebut pemilu itu “hari penentuan nasib sendiri bagi rakyat Afganistan.”

Ribuan tempat-tempat pemungutan suara disiapkan meskipun terjadi kekerasan yang bertujuan untuk mengacaukan pemilu itu. Kekerasan yang terpencar telah menodai dimulainya pemilu itu dengan tewasnya seorang tentara Perancis serta terlukanya seorang tentara lainnya dalam sebuah ledakan bom di sebuah perbatasan sebelah selatan.

Di tempat lainnya, dua roket mengenai sebuah gudang PBB di Kabul menyebabkan seorang petugas Afganistan luka ringan. Meskipun dibayang-bayangi oleh aksi-aksi kekerasan, pihak berwajib memperkirakan akan tingginya tingkat jumlah pemilih dari hampir 12 setengah juta warga Afghanistan yang dapat turut serta dalam pemilu itu, sehingga menandai sebuah langkah baru menuju demokrasi yang diluncurkan setelah kelompok Islam garis keras Taliban digulingkan pada akhir tahun 2001 lalu.

Hampir enam ribu calon bersaing memperebutkan 249 kursi di majelis rendah Dewan Nasional, dan bagi 34 dewan provinsi.

XS
SM
MD
LG