Tautan-tautan Akses

Perubahan Besar dalam Mahkamah Agung Amerika


Warga Amerika akan bersedih untuk waktu lama sehubungan dengan parahnya akibat bencana Badai Katrina. Tetapi warga yang memiliki naluri politik kuat juga akan menaruh perhatian pada perubahan-perubahan dramatis yang akan terjadi dalam Mahkamah Agung selama beberapa pekan yang akan datang.

Selama sebelas tahun, sembilan orang Hakim Agung yang sama duduk dalam Mahkamah Agung. Kemudian bulan Juni yang lalu, Sandra Day O’Connor, perempuan pertama yang menjadi Hakim Agung, mengumumkan pengunduran dirinya setelah bertugas selama 24 tahun. Tanggal 4 September, William H. Rehnquist, yang menjabat sebagai Ketua Mahkamah Agung selama 19 tahun meninggal dunia. Ia telah duduk di Mahkamah Agung selama 33 tahun. Ini memberikan kesempatan kepada Presiden Bush untuk mengangkat dua Hakim Agung baru. Tidak ada presiden Amerika yang memiliki peluang itu, sejak tahun 1972. Ini merupakan peluang emas bagi Presiden Bush untuk mendorong Mahkamah Agung ke arah konservatif seperti yang pernah dijanjikannya, dan seperti yang terjadi selama William Rehnquist menjadi Ketua Mahkamah Agung.

Mahkamah Agung memiliki wewenang yang setara dengan Presiden dan Kongres, merupakan bagian dari ketiga cabang pemerintahan yang saling mengawasi untuk mempertahankan demokrasi. Mahkamah Agung yang memutuskan apakah Kongres atau Presiden telah melanggar garis wewenang konstitusional dengan tindakan-tindakan mereka. Tetapi umumnya warga Amerika tidak mengikuti kegiatan Mahkamah Agung dengan seksama, antara lain karena para anggotanya menduduki jabatan seumur hidup. Hakim Agung tidak perlu mencalonkan diri dalam pemilihan, sehingga tidak perlu mencari dukungan seperti halnya politisi. Memang warga Amerika tahu bahwa apa yang diputuskan Mahkamah Agung penting, tetapi biasanya putusan-putusan itu diumumkan dengan khidmat dan dampaknya tidak dirasakan seketika oleh warga biasa.

Namun Mahkamah Agung sering menjadi bagian percakapan sehari-hari. “Saya akan membawa masalahnya sampai ke Mahkamah Agung sekalipun” adalah janji yang biasa diucapkan para pejabat publik, korporasi, negara-negara bagian, dan bahkan secara bercanda, antara sesama teman. Dalam kenyataannya, tidak banyak orang yang berpeluang mengajukan kasusnya ke Mahkamah Agung. Dari ribuan petisi dan banding yang diajukan setiap tahun, kurang dari 100 kasus yang ditangani Mahkamah Agung.

Namun kadang-kadang putusan Mahkamah Agung mengundang kecaman tajam. Pada hari pemilihan presiden tahun 1964, banyak poster-poster besar dan puluhan stiker pada bumper mobil di negara bagian Tennessee yang berbunyi “Impeach Earl Warren.” Poster-poster itu diedarkan di seluruh Amerika oleh sebuah kelompok sayap kanan. Warren adalah Ketua Mahkamah Agung yang pada tahun 1954 menyatakan bahwa pemisahan sekolah berdasar ras adalah melanggar konstitusi, putusan bersejarah dalam evolusi demokrasi Amerika. Mahkamah Agung ini juga memutuskan bahwa negara-negara bagian harus menyediakan pengacara untuk terdakwa yang tidak mampu membayar pengacara sendiri; bahwa negara-negara bagian hanya boleh memilih anggota perwakilan berdasar populasi, tidak berdasarkan perhitungan-perhitungan lain yang mungkin akan menguntungkan kelompok-kelompok tertentu; dan bahwa sekolah negeri tidak boleh melakukan upacara doa menurut suatu agama tertentu.

Earl Warren tidak pernah menghadapi kemungkinan dipecat dari jabatannya sebagai Ketua Mahkamah Agung, karena Hakim Agung adalah jabatan seumur hidup, dan ia hanya dapat dipecat kalau melanggar norma yang disebut konstitusi “kelakuan baik.” Tetapi secara politik, berbagai kelompok menyorot Mahkamah Agung kalau mereka tidak setuju dengan putusan yang diambilnya. Putusan yang paling konstroversial terjadi tahun 2000 ketika Mahkamah Agung dengan perbandingan suara 5-4 mengakhiri tuduhan terjadinya kecurangan dalam pemilihan presiden di negara bagian Florida, yang pada hakekatnya, menyatakan kemenangan George W Bush atas Al Gore dalam pemilihan presiden Amerika.

Mulai hari Senin tanggal 12 September, Senat Amerika melakukan sidang untuk menyetujui atau menolak pengangkatan John Roberts yang diajukan Presiden Bush untuk menjadi Ketua Mahkamah Agung yang baru. Sidang dengar pendapat pengukuhan John Robert mungkin akan berlangsung sengit. Pada umumnya, John Robert dianggap mampu menduduki jabatan itu, tetapi akan ada perdebatan mengenai falsafahnya. Selama beberapa pekan, rakyat Amerika akan mendengar banyak mengenai arah Mahkamah Agung pada masa depan, selagi John Robert menjalani sidang pengukuhannya di depan Kongres. Tidak lama kemudian, akan dilakukan sidang pengukuhan Anggota Mahkamah Agung satunya lagi, yang belum ditetapkan siapa calonnya. Semua mata di Amerika, dari Pantai Barat sampai Pantai Timur, dari New Orleans sampai Danau-Danau Besar, akan tertuju ke Mahkamah Agung. (voa/djoko)

XS
SM
MD
LG