Tautan-tautan Akses

Lembah Silikon di Jurang Kematian


Sekilas, tampaknya seperti permainan anak-anak. Dua perusahaan raksasa dari Lembah Silikon, Google dan Yahoo, pekan lalu berbantah mengenai siapa yang memiliki jangkauan terbesar di dunia maya. Yahoo menyatakan bahwa gudang datanya terdiri dari 19,5 milyar dokumen. Sebelum itu, Google menyatakan bahwa gudang datanya memiliki 8,1 milyar dokumen. Ronde pertama dimenangkan Yahoo.

Tunggu dulu, kata Google. Angka kasar tidak dapat dijadikan ukuran. Yang lebih penting adalah seberapa cepat dan efektif pencarian informasi dapat dilakukan. Hari Minggu yang lalu, sebuah pusat supercomputer nasional melakukan serangkaian tes, dan mendapati bahwa rata-rata, Google memberikan hasil dua kali lipat dibandingkan Yahoo. Ronde kedua dimenangkan Google.

Kedua search engine yang paling banyak digunakan di dunia ini, dan Microsoft, yang menduduki urutan tiga, melihat munculnya saingan baru, terutama dari Asia. Sebuah search engine Cina, Baidu, mulai menjual saham di Amerika tanggal 5 Agustus.

Baidu adalah sebuah perusahaan kecil, dan modal awalnya tidak besar. Tetapi Baidu memiliki dua faktor penting, yaitu search engine dan bangkitnya minat warga Cina pada komputer pribadi. Diduga, Baidu akan tumbuh sangat pesat, dan tidak mustahil nantinya bersaing langsung dengan Google dan Yahoo.

Satu hal lagi, Google dan Yahoo adalah dua perusahaan raksasa yang bertetangga di Lembah Silikon. Lembah Silikon adalah sebuah wilayah di selatan San Fransisco, Kalifornia, yang setengah abad yang lalu, dikenal karena kebun sayur dan buah-buahan, tetapi berubah menjadi lambang produksi teknologi tinggi.

Kemashuran Lembah Silikon mencapai puncaknya 10 tahun yang lalu, ketika Netscape, sebuah browser Internet, mulai menjual saham, dan membuat para pemiliknya kaya raya. Selama lima tahun berikutnya, kejadian serupa menjadi rutin. Perusahaan teknologi tinggi kecil menawarkan saham dan sahamnya terjual dalam jumlah yang sangat besar sehingga membuat banyak orang menjadi kaya raya.

Kemudian pada tahun 2000, lima tahun setelah semua itu mulai, gelembung teknologi tinggi pecah. Pasar saham merosot selama tiga tahun. Ribuan investor jatuh miskin. Ada investor yang kehilangan setengah milyar dolar, dan sekarang menjadi penganggur. Banyak perusahaan tutup. 200,000 ribu lapangan kerja yang hilang di Lembah Silikon merupakan 20 persen dan perekonomian lokal, yang terbesar di suatu wilayah metropolitan di Amerika sejak Depresi Besar.

Kalau ada orang bertanya, “Apa yang terjadi sekarang? Lembah Silikon atau Lembah Kematian?” Jawabnya yang jujur adalah, bukan lagi Lembah Silikon di mana orang bisa kaya mendadak, dan bukan pula Lembah Kematian, gurun yang kering dan tandus di Kalifornia. Banyak hal yang sekarang sedang terjadi di Lembah Silikon. Beberapa perusahaan besar menjadi jangkar di sana: Google, Yahoo, Oracle, , Cisco, Sun. Perusahaan-perusahaan kecil menjamur. Ada yang mengatakan: “Banyak teknologi dan inovasi bagus di Lembah Silikon.”

Tetapi mereka tidak bisa menjadi kaya mendadak seperti pada tahun 1990an. Tahun ini hanya enam proyek yang meraup kekayaan dengan meluncurkan ‘penawaran saham perdana.’ Tahun 2000, 78 perusahaan meluncurkannya.

Lembah Silikon tidak mati. Tetapi kalau ingin bertahan melawan pengembangan teknologi di Asia, Lembah Silikon harus merombak dirinya. (voa/djoko)

XS
SM
MD
LG