Tautan-tautan Akses

PBB: Serangan Israel ke Pusat Bantuan Gaza Tewaskan 1 Staf UNRWA


Seorang pekerja Palestina berdiri di samping kotak bantuan yang berlumuran darah, di pusat distribusi bantuan UNRWA usai serangan Israel di Rafah, Jalur Gaza selatan, 13 Maret 2024.
Seorang pekerja Palestina berdiri di samping kotak bantuan yang berlumuran darah, di pusat distribusi bantuan UNRWA usai serangan Israel di Rafah, Jalur Gaza selatan, 13 Maret 2024.

Kepala badan PBB yang membantu pengungsi Palestina pada hari Rabu (13/3) mengatakan bahwa serangan militer Israel menewaskan satu staf dan melukai 22 lainnya di pusat distribusi makanan di Jalur Gaza selatan.

“Setiap hari, kami membagikan koordinat mengenai seluruh fasilitas kami di Jalur Gaza dengan pihak-pihak yang berkonflik,” kata Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini dalam sebuah pernyataan. “Tentara Israel menerima koordinatnya, termasuk fasilitas ini kemarin.”

Serangan tersebut menghantam pusat distribusi UNRWA di bagian timur Rafah. Lazzarini mengatakan ini adalah salah satu dari sedikit fasilitas serupa yang tersisa di Gaza.

Militer Israel belum mengomentari insiden tersebut.

Kematian tersebut menyebabkan sedikitnya 165 staf UNRWA tewas sejak 7 Oktober. Lebih dari 150 fasilitas badan tersebut, termasuk sekolah dan tempat penampungan, terkena dampak perang, dan beberapa di antaranya hancur. Badan tersebut mengatakan lebih dari 400 orang yang berlindung di gedung-gedung PBB telah terbunuh.

“Saya sekali lagi menyerukan penyelidikan independen terhadap pelanggaran-pelanggaran ini dan perlunya pertanggung jawaban,” kata Lazzarini.

Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan serangan itu adalah “simbol tragis” dari kondisi yang dihadapi lembaga kemanusiaan di Gaza setiap hari.

Israel telah meningkatkan seruannya untuk membubarkan UNRWA sejak serangan teror Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel selatan. Pemerintah Israel menuduh belasan staf UNRWA terlibat dalam serangan tersebut.

PBB memecat tersangka dan meluncurkan penyelidikan internal.

Israel telah membagikan dokumen yang disebutnya sebagai bukti yang memberatkan staf UNRWA, dan selanjutnya secara terbuka menuduh puluhan staf lainnya, namun PBB mengatakan mereka belum menerima informasi lebih lanjut selain informasi yang telah disampaikan kepada ketua UNRWA Lazzarini pada pertengahan Januari.

“Mari kita perjelas: belum ada penyerahan informasi lebih lanjut oleh otoritas Israel kepada UNRWA,” kata juru bicara UNRWA saat menjawab pertanyaan VOA awal pekan ini tentang penyelidikan tersebut. [my/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG