Tautan-tautan Akses

Presiden Ukraina Minta Dukungan Senjata Dalam Pertemuan di Albania


Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (tengah) menghadiri "KTT UkrainaEropa Tenggara" di Tirana, 28 Februari 2024. (Handout / LAYANAN PERS PRESIDEN UKRAINA / AFP)
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (tengah) menghadiri "KTT UkrainaEropa Tenggara" di Tirana, 28 Februari 2024. (Handout / LAYANAN PERS PRESIDEN UKRAINA / AFP)

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bertemu dengan para pemimpin Balkan di Albania, Rabu (28/2), berusaha untuk menjaga dukungan dan senjata agar tetap mengalir ke Kyiv di saat Rusia semakin memperoleh kemajuan di medan perang, dua tahun setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Zelensky telah berkeliling dunia dalam beberapa pekan terakhir untuk menggalang dukungan bagi negaranya yang terkepung, ketika angkatan bersenjata Ukraina menghadapi kekurangan amunisi dan kesulitan untuk menahan laju militer Rusia di lapangan. Ia tiba di Albania pada Selasa (27/2) malam dan pada Rabu (28/2) bertemu dengan beberapa pemimpin dari kawasan Balkan di ibu kota Albania, Tirana, selama “KTT Ukraina-Eropa Tenggara”. Ini merupakan kunjungan pertamanya ke negara Balkan sejak invasi Rusia pada Februari 2022.

"Hari ini saya bekerja di Tirana. Saya akan bertemu dengan sahabat setia Ukraina, Perdana Menteri Albania Edi Rama, dan menghadiri KTT Ukraina-Eropa Tenggara," tulis Zelensky di X, seraya mengatakan ia juga akan mengadakan pembicaraan bilateral dengan para peserta KTT tersebut.

Kunjungan Zelensky adalah “momen penting untuk membina hubungan bilateral, dan berdiri dalam solidaritas dengan Ukraina dalam perjuangan heroiknya melawan agresi Rusia,” kata Menteri Luar Negeri Albania Igli Hasani pada Selasa malam setelah presiden Ukraina tiba di Tirana.

Albania, yang menjadi anggota NATO sejak 2009, telah menjadi pendukung vokal Ukraina namun tetap diam di depan umum mengenai pasokan senjata ke Kyiv.

Dalam kunjungannya ke Albania awal bulan ini, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memuji dukungan Albania terhadap Ukraina. “Negara ini adalah salah satu negara pertama yang mengirim bantuan militer ke Ukraina setelah agresi Rusia, senjata, amunisi, kendaraan tahan ranjau dan saat ini negara ini termasuk dalam sepuluh negara teratas per kapita dalam hal dukungannya terhadap Ukraina dan bantuan keamanan,” kata Blinken.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bertemu dengan para pemimpin Balkan di Albania, 28 Februari 2024. (Adnan Beci / AFP)
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bertemu dengan para pemimpin Balkan di Albania, 28 Februari 2024. (Adnan Beci / AFP)

Para pemimpin dari seluruh Balkan, termasuk Presiden Serbia Aleksandar Vucic, Perdana Menteri Kroasia Andrej Plenkovic, dan Presiden Kosovo Vjosa Osmani, hadir pada pertemuan puncak di Tirana, menurut penyelenggara. Serbia masih menjadi negara di kawasan ini yang menolak memberikan sanksi kepada Rusia, menyusul invasi mereka ke Ukraina.

Mencari bantuan

Zelensky telah berulang kali memohon kepada sekutunya untuk memberikan lebih banyak bantuan, dan memperingatkan bahwa kemenangan Ukraina “bergantung” pada peningkatan dukungan Barat. Negaranya yang sudah kalah dalam persenjataan, harus menahan serangan baru Rusia dengan amunisi yang semakin menipis dan harus dijatahi.

Sekutu-sekutu Uni Eropa (UE) berupaya mengatasi kekurangan tersebut dengan rencana yang dipimpin Ceko untuk membeli artileri dari luar blok tersebut. Lebih dari dua tahun setelah invasi Rusia, UE menghadapi kemungkinan harus menanggung lebih banyak beban bantuan karena dana dari Amerika Serikat semakin berkurang.

Pertikaian politik di Kongres AS telah menghentikan paket bantuan penting senilai $60 miliar. Ketua DPR Mike Johnson, sekutu mantan presiden Donald Trump dan pemimpin mayoritas Partai Republik, menolak mengizinkan pemungutan suara mengenai paket tersebut. Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron memicu reaksi balik dari sekutunya dan peringatan dari Kremlin minggu ini ketika ia mengangkat kemungkinan pengiriman pasukan Barat ke Ukraina.

Sebelum tiba di Tirana, Zelensky singgah di Arab Saudi, di mana ia berupaya mempromosikan rencana perdamaiannya dan mendiskusikan potensi pertukaran tawanan perang. Arab Saudi memelihara hubungan dengan Rusia dan Ukraina dan telah melakukan mediasi antara pihak-pihak yang bertikai sebelumnya, termasuk kesepakatan yang dicapai pada September 2022 yang menghasilkan pembebasan lebih dari 200 warga Ukraina yang ditawan. [ii/aa]

Forum

XS
SM
MD
LG